Senin, 18 Juli 2011

Lalai Periksa Ke Dokter, Batu Ginjal Bisa Kambuh Lagi

Bagi yang pernah terkena penyakit batu ginjal atau saluran kemih disarankan rajin mengontrol kondisi kesehatannya ke dokter. Penyakit batu ginjal bisa kambuh lagi jika penderita tidak rajin memeriksakan diri ke dokter.

“Jika tidak rajin check-up, batu di saluran kemih kadang-kadang bisa timbul kembali meskipun sudah dilakukan tindakan pengangkatan," kata spesialis urologi UI, dr Ponco Birowo, dalam acara konferensi pers ‘Penatalaksanaan Batu Ginjal Tanduk Rusa dengan Luka Operasi Minimal di Jakarta, baru-baru ini.

Dalam satu tahun, sekitar 10 persen pasien batu ginjal bisa mengalami kekambuhan di saluran kemih. Menurut dr Ponco, ada beberapa faktor yang bisa memicu kekambuhan. Umumnya, kekambuhannya berasal dari salah satu faktor risiko dari pembentukan batu tersebut. Misalnya, dari pekerjaan.

"Kalau ia sering terpapar panas seperti juru masak atau di bagian mesin dan jarang minum, maka ada kemungkinan penyakitnya kambuh," ujar dr Ponco.

Selain kurang minum, katanya, penyakit batu ginjal juga dipengaruhi jenis kelamin. Lelaki lebih berisiko kena batu ginjal dibanding perempuan. Jika Anda terkena batu ginjal, katanya, minum air mineral secukupnya sehingga bisa menghasilkan urin sebanyak dua liter perhari.

"Perhatikan juga kualitas airnya. Kalau air tanah yang diminum mengandung kadar kalsium tinggi, Anda sebaiknya meminum air mineral," saran dr Ponco.

Faktor penyebab pembentukan batu itu bervariasi. Kepala Departemen Urologi RSCM Dr dr Nur Rasyid menambahkan, ada yang memang disebabkan asupan kalsium yang tinggi, tapi ada juga yang dipengaruhi penyerapannya.

"Kalau asupannya sudah ditahan, tapi penyerapannya tetap tinggi, maka periksalah ke dokter spesialis. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan mulai dari sebulan sekali, lalu tiga bulan sekali, enam bulan sekali dan dilanjutkan rutin periksa setahun sekali," ujar Dr Nur Rasyid.

Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui, apakah ada batu di saluran kemih yang muncul lagi atau tidak. "Kalau tidak, lakukan pemeriksaan UltraSonoGrafi (USG) dan tes darah di laboratorium," katanya. CHA

Pria Lebih Rentan Kena Batu Ginjal

ADA beberapa faktor yang menyebabkan batu ginjal dengan mudah terbentuk di saluran kemih. Faktor tersebut adalah usia, ras, pekerjaan, letak geografis, body mass index, dan musim.

“Bekerja di suhu yang panas atau berada di tempat yang panas, membuat kita rentan terkena batu ginjal,” kata dr Ponco Birowo SpU dari Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Menurut dr Ponco, jumlah penderita batu ginjal di masyarakat diperkirakan sekitar 10-15 persen. Di negara-negara bersuhu panas seperti Arab dan negara-negara beriklim tropis, jumlah penderitanya bisa mencapai 20 persen.

Mengapa? Pada musim panas, manusia memproduksi keringat dalam jumlah lebih banyak. Di musim panas, manusia dilimpahi sinar matahari lebih banyak. Sinar matahari mengandung vitamin D yang membantu meningkatkan penyerapan kalsium sehingga bisa memicu terjadinya batu.

“Di daerah khatulistiwa, angka kejadiannya lebih tinggi. Masyarakatnya lebih banyak berkeringat dan penyerapan kalsium tinggi,” tambahnya.

Gejala yang muncul dari pembentukan batu di saluran kemih ini tak sama. Boleh jadi terasa berat, namun bisa juga tak menimbulkan gejala sama sekali.

Dijelaskan, gejalanya seperti nyeri pinggang, mual, muntah, keringat dingin, dan timbul rasa sakit di lipatan paha. Bila batu ginjal yang terbentuk kecil-kecil, gejalanya akan terasa. Sebab, terjadi penyumbatan.

“Tapi, kalau batu cetak (batu pada ginjal yang memiliki lebih dari satu cabang) tidak ada rasanya, paling hanya pegal-pegal dan sering tidak dianggap. Dan, orang kita lebih tahan terhadap sakit,” kata Ponco.

Jika muncul gejala tersebut, biasanya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan dapat berupa tes darah laboratorium, USG, rontgen, hingga Computerized Axial Tomography (CT) scan. Bila gejala tak terasa, batu baru bisa ditemukan saat melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

dr Ponco mengatakan, kaum lelaki lebih banyak terkena penyakit ini. “Umumnya, laki-laki lebih berisiko 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan perempuan,” katanya.

dr Ponco menyebutkan, sejumlah faktor yang mendukung. Pertama, anatomi saluran kencing laki-laki yang memang mudah terkena penyakit.

Umumnya, saluran kemih laki-laki lebih panjang. Kemudian, komposisi urine laki-laki mengandung kalsium oksalat lebih tinggi dan rendah sitrat.

Penimbunan kalsium dan oksalat bisa membentuk batu. Sementara, sitrat bisa mencegah batu. Hormon dari laki-laki juga berbeda dari perempuan. “Itu berpengaruh,” tuturnya. CHA

Tanpa Operasi Bisa Keluarkan Batu

TAK semua penyakit batu ginjal bisa disembuhkan lewat operasi. Kepala Departemen Urologi FKUI Dr dr Nur Rasyid, SpU mengatakan, ada teknik lain bagaimana bisa menyembuhkan atau mengeluarkan batu ginjal pada saluran kemih tanpa harus operasi.

Pertama, melakukan teknik konservatif, yakni mengkomsumsi banyak air putih sehingga batu bisa keluar sendirinya. Lamanya teknik ini biasanya hingga enam minggu.

"Jika terjadi infeksi di saluran kemih, nyerinya tidak tertahankan. Fungsi ginjal menurun dan urin berdarah, maka teknik konservatif ini harus dihentikan," ujar Dr dr Nur Rasyid.

Kedua, teknik Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yakni teknik menggunakan gelombang kejut yang difokuskan pada satu titik dari batu untuk memecahkan batu menjadi pecahan yang lebih kecil dan halus (sekitar 1-2 mm) dan akan keluar bersama dengan air urin.

Namun, teknik ini harus memiliki fungsi ginjal yang bagus. Kalau tidak, pecahan batu tersebut tidak akan mau keluar dari tubuh.

Dokter perlu memperhatikan komposisi batu yang terbentuk. Jika batunya tergolong keras maka biasanya membutuhkan lebih dari sekali ESWL.

"Kalau berkali-kali ditembak (ESWL) untuk satu batu dalam jangka waktu dekat bisa menurunkan fungsi ginjal dan biaya pengobatannya tinggi, biasanya hanya boleh sekitar 2-3 kali," ungkapnya.

Ketiga, teknik Ureteroscopy (URS) dengan cara memasukkan alat melalui saluran kencing yang dilengkapi lensa, lalu memasukkan alat kecil untuk memecah batu dan mengeluarkannya menggunakan alat forcep khusus. Teknik ini lebih mudah dilakukan untuk perempuan.

Keempat, teknik Percutaneous Nephrolithotomy (PNCL). Teknik ini untuk mengangkat batu ginjal yang berukuran besar (lebih dari 20 mm) atau batu berbentuk tanduk rusa (staghorn stone) dengan luka operasi kecil (1-2 cm). Sekitar 84 persen pasien mendapatkan angka bersih batu 100 persen melalui satu kali tindakan.

Batu besar ini akan dihancurkan pakai alat semacam logam panjang yang disertai energi ultrasonik atau elektrohidrolik menjadi serpihan batu, dan termasuk teknik dengan minimal invasif (luka minimal).

"Pasien yang melakukan PCNL tidak perlu dilakukan bius umum, cukup bius separuh badan saja dan waktu pembedahan sekitar 2-3 jam, tergantung dari ukuran batu," ujar Dr Nur Rasyid.

Kelima, teknik operasi terbuka. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengeluarkan batu seperti batu ginjal yang berukuran besar.

Namun, teknik ini memiliki risiko lebih besar terjadinya pendarahan, kerusakan ginjal serta membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama dibanding teknik lainnya. CHA


Gejala umum penyakit batu ginjal:

Sakit atau terasa pegal pada pinggang belakang bagian atas atau tepatnya di bawah iga terakhir. Pada taraf tertentu, sakit yang ditimbulkan berupa nyeri menusuk-nusuk, menjalar ke arah samping mengikuti alur saluran kemih.

Si penderita kadang-kadang mengalami anyang-anyangan. Buang air kecil tidak lancar. Hasrat ada, namun berkali-kali ke belakang yang dikeluarkan hanya sedikit.

Air seni sering berwarna kemerahan. Ini pertanda dinding saluran kemih tergores atau terluka oleh serpihan batu. Terkadang terasa nyeri saat buang air. Saat bersamaan, di air seni terdapat serpihan pasir atau batu kecil.

Gejala lain pada batu ginjal:


1. Gangguan pengecapan
2. Tidak punya nafsu makan
3. Mual-mual dan muntah
4. Berat badan turun dan lesu
5. Gatal-gatal
6. Gangguan tidur
7. Hipertensi dan vena di leher melebar
8. Cairan di selaput jantung dan paru-paru
9. Otot-otot mengecil
10. Gerakan-gerakan tak terkendali, kram
11. Kulit kasar
12. Sesak napas dan confusion

Jumat, 15 Juli 2011

Sering Sulit Buang Air Kecil Tanda Terkena Kanker Prostat

Pria berusia di atas 50 tahun sebaiknya jangan menganggap remeh gangguan pada saluran kemih. Begitu pula mereka yang sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil. Bisa jadi, Anda mengidap penyakit kanker prostat.

Kanker prostat sering kali ditandai gejala ringan yang terkadang dianggap sepele. Spesialis Bedah Urologi, Prof dr Rainy Umbas, PhD, SpU mengatakan, kanker prostat pada tahapan awal tidak menunjukkan gejala khas.

Karena itu, katanya, pria usia lanjut yang rawan terkena risiko kanker prostat dianjurkan melakukan pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE).

“Pemeriksaan adalah salah satu cara mendeteksi benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Deteksi dini perlu dilakukan untuk mengetahui keberadaan penyakit ini,” ujar dr Umbas di sela media edukasi "Kenali dan Waspadai Kanker Prostat!" di Jakarta, Sabtu (9/7).

Anjuran ini, katanya, sangat disarankan bagi pria usia di atas 50 tahun. Atau, bisa juga dilakukan sejak usia 40 tahun, terutama bagi pria yang memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga.

Ada beberapa gejala kanker prostat. Di antaranya, kesulitan buang air kecil atau menahannya, aliran air seni lemah atau terganggu, terbangun malam hari untuk buang air kecil, perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.

Adanya darah pada air seni atau air mani, sulit ereksi serta nyeri saat ejakulasi merupakan gejala lain gangguan prostat. Bila sudah mengalaminya, Anda dianjurkan segera memeriksakan diri ke dokter.

Apabila telanjur terkena kanker prostat, pengobatan disesuaikan dengan stadium yang diderita. Umumnya, operasi dilakukan bagi penderita dengan usia harapan hidup lebih dari 10 tahun.

Sementara penderita dengan usia harapan hidup 5- 10 tahun akan diberikan radioterapi. Pasien dengan harapan hidup kurang dari 5 tahun, atau bila terdapat kontraindikasi operasi maupun radioterapi, maka akan diberikan kemoterapi.

Kanker prostat terjadi di dalam kelenjar prostat. Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.

Nah, setelah berusia di atas 50 tahun, hampir semua pria mengalami Prostatic Intraepithelial Neoplasia (PIN). Orang yang mengidap PIN mengalami perubahan tampilan sel kelenjar prostat.

“Kanker prostat seperti sebesar buah dukuh yang letaknya ada di bawah kandung kemih. Keadaan ini membuat sel-sel di organ tertentu tumbuh membesar secara berlebihan dan mempunyai kemampuan dalam penyebaran dan bisa mengakibatkan pada kematian,” ujar dr Rainy Umbas.


Orang yang mengalami PIN, menurut dia, akan mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau abnormal.

Apabila memiliki biopsi prostat yang menunjukkan PIN bermutu tinggi, ada kemungkinan lebih besar terdapat sel-sel kanker di dalam prostat.

“Perlu diperhatikan secara seksama untuk melakukan biopsi lainnya. Pasalnya, sebanyak 5 persen penderita kanker prostat karena adanya faktor keturunan,” katanya.

“Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan apabila kanker tersebut telah resisten terhadap terapi pengobatan lainnya, seperti terapi hormon,” kata Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia. CHA

Jumlah Penderita Naik Tiga Kali Lipat

Kebiasan bangun di malam hari untuk buang air kecil dalam sehari bisa buang air kecil hingga delapan kali, perlu diwaspadai oleh pria usia lanjut. Bisa jadi itu tanda-tanda Anda terkenapenyakit kanker prostat.

Kanker prostat saat ini menjadi salah satu penyakit ganas dan mematikan bagi kaum pria di atas usia 74 tahun.

Berdasarkan data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Kanker Dharmais (RSKD) pada Divisi Urologi, jumlah penderita kanker prostat meningkat hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

“Untuk satu tahun terakhir ini saja, data RSCM dan RSKD berjumlah sekitar 80 persen pasien mengalami kanker prostat,” kata dr Rainy Umbas yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Urolog-Onkolog Indonesia (ISUO).

dr Rainy Umbas mengatakan, faktor peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurang paparan sinar matahari, ras, dan toksin juga merupakan faktor risiko kanker prostat meskipun kaitannya belum jelas.

Di tempat yang sama, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia dr Aru Wisaksono Sudoyo, menambahkan, kanker prostat meningkat lebih banyak di negara berkembang. Kanker prostat akan muncul pada usia 50 tahun ke atas.

“Memang kalau penyebab utama belum diketahui, karena pada stadium dini belum menunjukkan gejala yang pasti. Kanker jenis ini butuh waktu untuk berkembang selama 10-15 tahun, dimulai dari sel normal yang akan mutasi ke tahap 1-2-3 hingga menjadi sel-sel ganas,” ujar Dr. dr. Aru pakar Onkologi Medik Senior dari Universitas Indonesia. CHA

Pria 50 Tahun Perlu Tes DRE


Untuk menghindari terkena kanker prostat, spesialis bedah urologi, Prof dr Rainy Umbas PhD SpU mengatakan, bahwa pria sebaiknya dianjurkan untuk mengenali dan mewaspadai penyakit ini sejak dini.

Tujuannya adalah agar mereka dapat mencegah dan mengobati secara tepat. Kanker yang tidak menular tapi sangat berbahaya ini, faktor penyebabnya memang belum diketahui.

Namun, tak ada salahnya jika pria berusia muda perlu menjaga tubuh supaya tidak terkena penyakit ini. Kanker prostat pada usia dini tidak menunjukkan gejala.

Setelah berkembang, kanker prostat melakukan pembesaran jinak dan bisa menyebabkan air kemih berwarna merah atau menyebabkan penahanan air kemih mendadak.

Kanker ini juga ditemukan pada pria yang pancaran air kemihnya melemah. Faktor utama penyebab kanker di antaranya faktor usia dan riwayat keluarga, peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurangnya sinar matahari, paparan logam berat dan toksin.

Kanker prostat biasanya ditemukan pada pria kulit hitam yang berusia di atas 60 tahun. Pria yang bekerja sebagai petani, pelukis, dan pemaparan kadmium atau orang yang bekerja di perminyakan dan logam-logam berat lebih berisiko terkena kanker ini.

Kanker prostat juga diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya. Kanker prostat stadium awal atau stadium I dan II, biasanya merupakan stadium yang penyebarannya belum luas, kankernya masih berada di sebatas kelenjar prostat.

Sementara, pada stadium III dan IV, kanker ini telah menyebar keluar dari kelenjar prostat dan menyebar ke jaringan lainnya, seperti kelenjar getah bening atau organ lainnya.

Penderita penyakit kanker prostat juga bisa melakukan beberapa pengobatan, tergantung pada tingkat stadiumnya. Dalam seminar kesehatan yang diadakan Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) ini, disebutkan cara mendeteksi kanker prostat. Pertama, melakukan pengamatan saja dengan meraba, bisa dilakukan sendiri oleh penderita.

Kedua, radiasi, operasi pengangkatan prostat, terapi hormonal, kemoterapi, dan perawatan paliatif bila sudah lanjut usia.

“Pria usia lanjut perlu melakukan pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE) untuk mendeteksi adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Anjuran ini diutamakan bagi para pria yang usianya 40-50 tahun,” sebut Prof Umbas. CHA

Gejala kanker prostat:

1. Kesulitan buang air kecil

Ini bisa saja dalam bentuk Anda seperti ingin buang air kecil, tapi tidak ada yang dikeluarkan, terhenti di tengah-tengah, atau sering ke kamar kecil. Gejala lainnya adalah kesulitan untuk berhenti, sering dalam bentuk buang air kecil berkali-kali atau perasaan masih ingin buang air kecil meskipun sebenarnya sudah selesai.

2. Sakit saat buang air kecil

Sakit saat buang air kecil dapat juga menjadi gejala infeksi prostat yang dikenal sebagai prostatitis dan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), yang merupakan pembesaran di kelenjar prostat, tetapi bukan kanker.

3. Darah di urin

Gejala ini jarang terjadi, tetapi merupakan alasan untuk langsung pergi ke dokter. Hal ini tidak selalu darah dalam jumlah yang banyak, mungkin Anda akan melihat sedikit bercak merah. Beberapa bentuk infeksi saluran urin dapat menyebabkan darah di dalam urin. Akan tetapi, dokter harus melakukan tes untuk membedakannya.
Kesulitan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Hal ini merupakan salah satu gejala yang sangat sulit untuk dibicarakan. Namun, ereksi tidak terjadi saat Anda menginginkannya atau tertahan sebagian, mungkin inilah saatnya Anda memeriksakan diri (pasangan Anda perlu menghindari hal ini secara halus).

4. Darah di dalam semen

Tanda ini seperti halnya darah di dalam urin tidak terlihat begitu jelas. Jumlah darahnya tidak terlalu banyak, akan tetapi cukup untuk membuat cairan semen berwarna pink dan hanya berupa bercak, menurut penuturan pria yang terkena kanker prostat. Para wanita juga dapat membantu dengan memperhatikan warna tambahan yang terdapat pada semen setelah melakukan hubungan seks.

5. Konstipasi kronis dan gangguan usus lainnya

Kelenjar prostat terletak di bawah pembuluh darah dan di depan rectum, apabila terdapat tumor di sini dapat memengaruhi fungsi pencernaan.

Jadi, hal ini seperti mana yang lebih dulu ayam atau telur; konstipasi kronis dapat menyebabkan pembesaran prostat karena menyebabkan pembesaran pada kelenjar, begitu pula sebaliknya.

Konstipasi kronis dan gangguan usus dapat menjadi indikator awal terjadinya kanker usus. Jika Anda mengalami gejala konstipasi, gas atau gangguan usus lainnya jangan menyalahkan makanan Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi juga ke dokter.

Sering sakit di punggung bagian bawah, pinggang, atau paha bagian atas. Bagian yang biasanya menjadi penyebaran kanker prostat adalah punggung bagian bawah, pelvis dan pinggang.

Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan di daerah ini dan lemahnya bagian ini merupakan tanda adanya masalah. Salah satu cara untuk membedakan tipe rasa sakit karena pegal linu dan sakit punggung bagian bawah yang terasa dalam dan tumpul. Para ahli menyebutkan, rasa sakit di punggung bagian bawah atau pinggang yang tidak menghilang merupakan alasan untuk memeriksakan diri ke dokter.

6. Ingin buang air kecil di tengah malam

Salah satu gejala yang mengganggu bagi laki-laki yang didiagnosa mengidap kanker prostat dan mereka berusaha untuk mengingat-ingat gejala ini. Jika Anda buang air kecil lebih dari satu kali setiap malam, sebaiknya Anda mengunjungi dokter dan melakukan PSA test. CHA

Sidebar
Lula Kamal : Prostat Jangan Dianggap Remeh


Artis yang juga berprofesi sebagai dokter, Lula Kamal mengatakan, kanker prostat sebaiknya jangan dianggap remeh. Pasalnya, jumlah penderita kanker prostat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di Indonesia saja, jumlah penderitanya hampir mencapai tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir. “Yang punya prostat kan cuma laki-laki. Bahayanya bisa menyebabkan kematian,” kata Lula saat dihubungi, kemarin.
Untuk itu, perempuan kelahiran tahun 1970 ini menyarankan, bila gejala prostat dirasa makin membesar, sebaiknya harus segera periksa ke dokter. Lakukan check-up rutin setahun sekali saat usia memasuki 50 tahun.
“Kalau sudah mengalami kanker prostat, mencegahnya tidak bisa. Sebaiknya jaga pola hidup sehat, karena pola hidup atau makan yang tidak baik secara tidak langsung dapat menyebabkan kanker prostat. Faktor genetik memang ada tapi tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Dia mengatakan, kanker ini terjadi di dalam kelenjar prostat yang dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat.
Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.
Gejala awal penderita kanker prostat ini, penderitanya sulit berkemih dan mesti ngeden yang lama baru keluar. “Mau berkemih susah dengan sendirinya kan nggak puas. Pengen pipis lagi, pipis lagi,” jelasnya. CHA