Sabtu, 18 April 2009

’Memangkas’ Child Abuse

***Ini tulisan lama. Semoga ada manfaatnya bagi pembaca***

Jakarta, 6 April 2008


Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Seto Mulyadi mengatakan, akar permasalahan kekerasan terhadap anak adalah kesalahan paradigma. Paradigma yang berkembang saat ini di masyarakat adalah bahwa anak merupakan hak milik orangtua dan mendidik serta mendisiplinkan anak harus dengan kekerasan. “Hal tersebut membuat orangtua menganggap bisa melakukan apa saja pada anak, termasuk dengan kekerasan. Padahal, mendidik tidak harus dengan kekerasan,” tuturnya.

Kesalahan paradigma itu kemudian diperparah dengan misalnya, kondisi ekonomi keluarga, stres baik pada anak maupun anggota keluarga, penyakit gangguan mental orang tua, kondisi lingkungan yang buruk, dan sebagainya. “Intinya adalah kesalahan paradigma yang kemudian dipicu oleh hal-hal lain”.

Faktor lain yang bisa memicu kekerasan pada anak misalnya (1) anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu lugu, temperamen lemah, ketidaktahuan anak akan hak-haknya, dan terlalu bergantung kepada orang dewasa, (2) kemiskinan keluarga dan banyaknya jumlah anak dalam keluarga, (3) keluarga pecah akibat perceraian, ketiadaan ibu dalam jangka panjang, atau keluarga tanpa ayah, (4) keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidakmampuan mendidik anak, harapan orang tua yang tidak realistis, anak yang tidak diinginkan atau anak lahir di luar nikah, (5) penyakit gangguan mental pada salah satu orang tua, (6) pengulangan sejarah kekerasan, yaitu orang tua yang dulu sering ditelantarkan atau mendapat perlakuan kekerasan kemudian memperlakukan anaknya dengan pola yang sama, dan (7) kondisi lingkungan sosial yang buruk dan keterbelakangan.

Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan kekerasan pada anak itu?

Kekerasan pada anak atau child abuse adalah segala macam perilaku terhadap anak, baik berupa tindakan fisik, ucapan verbal, termasuk penelantaran (child neglect) terhadap anak yang menimbulkan dampak berupa cedera fisik atau emosi, baik yang berjangka pendek atau berkepanjangan.

“Jadi apapun tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa yang menyebabkan seorang akan menjadi sakit secara fisik maupun emosional bisa dikategorikan sebagai tindak kekerasan terhadap anak,” jelas Seto.

Jika mau dikategorikan, kekerasan pada anak atau child abuse ada empat macam. Pertama emotional abuse, yaitu kekerasan yang terjadi ketika orang tua atau pengasuh atau pelindung anak mengetahui anaknya meminta perhatian namun justru mengabaikan anak itu. Kedua verbal abuse, terjadi ketika orang tua atau pengasuh atau pelindung anak mengetahui anaknya meminta perhatian namun justru menyuruh anak itu diam dan terus menerus menggunakan kekerasan verbal seperti “kamu cerewet,” “kamu pengganggu,” dan sebagainya.

Ketiga physical abuse, terjadi ketika orang tua atau oengasuh dan pelindung anak memukul, mencubit atau menjewer anak (melakukan tindakan fisik). Keempat sexual abuse, yaitu kekerasan seksual seperti pelecehan anak, pemerkosaan, dan sebagainya.

Komnas PA mencatat pada tahun 2003 terdapat 481 laporan kasus kekerasan terhadap anak. Jumlah tersebut meningkat menjadi 547 laporan kasus kekerasan pada 2004, dengan 221 kasus merupakan kekerasan seksual, 140 kekerasan fisik, 80 kekerasan psikis dan 106 permasalahan lainnya.

Kemudian tahun 2005 meningkat menjadi 736 kasus kekerasan di berbagai daerah. Dari kasus tersebut, 327 kasus merupakan tindakan kekerasan seksual, 233 kasus secara fisik, 176 kasus secara psikis, dan 130 kasus penelantaran anak.

Laporan kasus tindak kekerasan pada anak meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Kak Seto –sapaan akrab-, ini bisa berarti kasus kekerasan memang terus meningkat atau, masyarakat sudah semakin sadar bahwa kekerasan pada anak itu tidak bisa dibenarkan sehingga mereka kemudian melapor.

Indonesia memang sudah mempunyai perangkat hukum yang melindungi anak, yakni UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang merupakan ratifikasi dari Konvensi Hak Anak (KHA), dan juga UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Meski demikian, implementasi dari UU tersebut masih belum optimal. Bahkan UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak belum memiliki Peraturan Pemerintah (PP).

Jika kita ingin membandingkan dengan negara tetangga, Malaysia sejak awal 1990-an telah membentuk Suspected Child Abuse and Neglect Team (SCAN TEAM) yang keberadaannya diakui oleh seluruh jajaran pemerintahan sampai pada tingkat rukun tetangga, serta anggota timnya terdiri dari relawan masyarakat, pegawai kerajaan, angota kepolisian dan profesi kesehatan. Lalu Australia juga sudah memiliki Departemen of Children and Youth Affair.

Menurut Ketua Satuan Tugas Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Pengurus Pusat Ikatan
Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Indra Sugiarno, pemerintah seharusnya memosisikan anak sebagai objek pembangunan bangsa pada umumnya. “Pemerintah harus fokus untuk menjadikan anak sebagai salah satu tujuan pembangunan nasional. Artinya, manakala anak dijadikan tujuan pembangunan bangsa, maka hal-hal yang terkait dengan anak akan menjadi prioritas pemerintah,” jelas dokter yang juga staf pengajar Departemen Forensik FKUI.

Persoalan kekerasan memang menjadi concern kita semua. Sayangnya, menurut Indra, upaya pencegahan penggiat perlindungan anak banyak lebih ke arah hilir, bukan di hulu, jadi lebih yang sudah jadi korban. “Padahal seharusnya kita lebih menggarap yang belum jadi victim, yakni anak-anak dan pemenuh hak-hak anak. Caranya dengan edukasi tentang hak-hak anak,” ujarnya.

Senada dengan Seto, yang terpenting adalah bagaimana mengubah paradigma orang tua serta memberi edukasi dan pengetahuan untuk orang tua tentang pentingnya melindungi hak-hak anak sehingga kekerasan pada anak bisa dicegah.

Mengutip dari Finkelhor and Browne (1986), Lukas Mangindaan mengatakan dampak kekerasan pada anak dapat tertunda ke dalam usia dewasa, dengan gejala-gejalaberupa : (1) depresi, perilaku mencederai diri, kecemasan dan perasaan terasing, (2) rasa dirinya ada stigma dan rasa dirinya tidak adekuad (tidak memadai), kesukaran mempercayai orang lain, (3) kecenderungan melakukan hal yang sama pada orang lain,(4) penyalahgunaan zat dan gangguan dalam kehidupan seksual dan (5) pada banyak kasus penganiayaan seksual di masa kanak-kanak, dapat timbul gangguan disosiasi, misalnya kepribadian ganda.

Luar biasa, bukan? Bagaimana jadinya negeri ini kelak jika kekerasan pada anak masih
tetap terus dibiarkan. Mengutip Kak Seto, “Negeri ini akan hancur jika kita tidak melindungi anak dari kekerasan”.

‘Memangkas’ child abuse memang harus dilakukan oleh semua pihak. Ada baiknya pembenahan dilakukan di hulu sebelum berujung pada kehancuran sebuah bangsa. Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anak… (Noprica Handayani)

Anak ‘Penggerak’ Roda Kehidupan?

Matahari sudah mulai beranjak naik ke puncak kepala. Sinarnya yang semula hangat kini perlahan menyengat. Sudah pukul sebelas siang. Beberapa jam sudah berlalu semenjak Novi (8 tahun) berangkat dari rumah selepas subuh tadi.

Novi loncat ke angkutan kota D03, jurusan Depok-Parung. Biasanya ia langsung menggoyang-goyangkan botol minuman berisi beras lalu bernyanyi. Tapi kali ini tidak. Ia menyodorkan tangan dan berkata, “Kak, minta uang, Kak..”

“Kamu tinggal di mana?”

“Di Lio,” jawabnya.

“Nggak sekolah?”

“Masuk siang,” jawabnya lagi.

Usai menggamit duit Rp 5.000, Novi lantas berkumpul dengan bocah pengamen lainnya pada sebuah bangunan di tengah terminal Depok. Setelah cukup beristirahat, ia kembali meloncati satu demi satu angkot. Hingga menjelang sore. Dan, ia tak jua berangkat ke sekolah.

Ia kemudian diberi uang lima ribu rupiah dan ngeloyor pergi menuju ke sebuah bangunan di tengah terminal. Bukan bangunan, sebenarnya. Hanya atap yang ditopang oleh tiang-tiang kayu, tempat beristirahat para supir angkot dan pedagang. Di situ menunggu temen-temannya yang lain. Ia menunjukkan uang yang ia dapat pada teman-temannya. Ia juga menunjuk orang yang memberi uang lima ribu rupiah itu. Seorang perempuan yang tampak seperti mahasiswa.

Menurut data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), di Indonesia terdapat 1,6 juta anak-anak usia 7 hingga 12 tahun tidak bersekolah, seperti Novi. Sejak 1999, jumlah anak jalanan di Indonesia meningkat 85 persen, mengacu hasil survei Susenas.

Novi hanya dari sekian banyak anak yang bekerja sebagai pengamen atau pengemis. Ada Deden (9) yang juga biasa menjual suara di gerbong-gerbong kereta. Saban hari Deden juga berangkat selepas subuh. Siang itu Deden menyusuri gerbong KRL jurusan Bogor-Kota. Tak jarang, jika letih, Deden naik ke atas gerbong dan duduk di sana saat kereta berjalan. Meski berbahaya, Deden mengaku senang.

Bagaimana tidak, pendapatan hasil mengamennya saja minimal Rp50 ribu per hari. “Uangnya buat Bapak dan buat jajan,” katanya. Tidak buat bayar sekalah, Den? “Nggak, kata emak, ngapain sekolah. Sekolah mahal. Mendingan bantuin cari duit,” jawabnya polos.

Begitu pula nasib Rama Ramdi (9), warga miskin Depok. Sejak usia empat tahun ia mencoba mengais rezeki sebagai pengamen mengikuti ibunya, Rostinah (38). Dengan tergerusnya waktu, Rama Ramdi akhirnya belajar mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah dari hasil mengamennya. Rata-rata Rama mendapat Rp 20.000 saban harinya. Lantaran masih belum cukup, Rostinah ‘mengutus’ anak pertamanya, Eni Sulastri (18), menjadi TKW di Kuwait, meski Eni harus kehilangan bangku kelas 3 SMP-nya saat itu.

Secara teoritis, membiarkan anak bekerja sebagai pengemis atau pengamen merupakan bagian dari eksploitasi, yakni memanfaatkan anak untuk mendapatkan keuntungan. Apakah anak ‘penggerak’ roda kehidupan?

“Itu jelas pelanggaran hak anak,” tutur Ketua SPK PPIDAI, dr Indra Sugiarno. Hanya saja, persoalannya tak sehitam-putih itu. (ica)


Agung Tak Khawatir Telepon Disadap

***Berita ini dah lumayan lama. Tapi tidak ada salahnya juga kalau di posting ;)***

Agung Tak Khawatir Telepon Disadap

Pembicaran telepon Artalyta Suryani (Ayin) dengan Urip Tri Gunawan disadap lagi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (10/6). Tindakan yang dilakukan KPK tersebut tak menimbulkan kekhawatiran Ketua DPR Agung Laksono.

”Ga perlu khawatir. Biarkan saja. Asal teleponnya tidak digunakan yang aneh-aneh. Saya kira mereka (KPK) juga tahu dengan tugasnya. Paling yang bermasalah saja yang disadap,” kata Agung kepada Kabar Indonesia di Jakarta, Jumat (18/7) siang.

Menyoal peristiwa penyadapan telepon tersebut, kata Agung, adalah suatu hal yang sangat memalukan. Dan, sebaiknya segera dipertanggung jawabkan. Mungkin saja, tambah Agung, hal serupa adalah cerminan bahwa selama ini komunikasi yang digunakan para tahanan biasa terjadi.

”Mungkin selama ini seringkali terjadi. Ini peristiwa yang memalukan dan merusak citra kepolisian. Di situ (kepolisian) ada kepala pimpinan yang bertanggung jawab. Jadi, apa yang ada dalam kepolisian, ya polisi yang bertanggung jawab.

Jadi, pertanggung jawabannya perlu? Ya, perlu dipertanggung jawab kan.

Perlu pembersihan sistem, ga pak? Ya, ini memang suatu keadaan yang menggambarkan bahwa selama ini citra dari aparat penegak hukum belum segalanya sesuai harapan masyarakat.di mana orang yang ditahan masih bisa berkomunikasi, bisa memberi kode-kode, sandi-sandinya sendiri, yang saya kira berarti sudah ada komunikasi yang intens sebelumnya. Jelas Agung, saat meninggalkan ruangan. (ica)

Sabtu, 24 Januari 2009

Bahaya Soft Lens

Bahaya Soft Lens

Apakah anda konsumer yang kerap kali menggunakan soft lens (lensa kontak)? Memang di zaman serba canggih saat ini banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk menyempurnakan penampilan. Sebut saja salah satu cara simple adalah dengan menggunakan soft lens. Ini bukan suatu hal yang langka untuk di konsumsi dari berbagai kalangan. Tidak hanya dewasa saja, tingkat remaja pun banyak terlihat asyik ’menikmati’ lensa lembut yang dipasang pada mata ini.

Soft lens berfungsi untuk memperindah bola mata yang memiliki beberapa variasi warna pilihan, atau sebagai salah satu alternatif bagi mata mereka yang kekuatan penglihatannya kurang dan enggan menggunakan kacamata. Nah, mungkin dengan menggunakan soft lens dirasa agak praktis. Namun apa jadinya kalau soft lens dapat merusak mata indah anda. Memang sosialisasi terhadap bahaya pengguna soft lens masih asing terdengar di telinga kita.

Berdasarkan hasil penelitian sejak tahun 2003 yang dilakukan tim dokter dari Pusat Kornea, Universitas Illinois, Amerika Serikat, terjadi peningkatan jumlah kasus infeksi mata serius yang disebut dengan Acanthamoeba Castellani.

Acanthamoeba castellani
adalah suatu mikroorganisme yang banyak ditemukan pada air terkontaminasi. Nah, kontaminasi ini sering terjadi pada tempat penyimpanan soft lens milik anda. Seperti kurangnya menjaga higienitas saat menyimpan atau tidak mensterilkan lensa kontak dengan benar, akibatnya dapat menimbulkan infeksi pada mata. Penyakit mata ini biasanya disebut dengan Acanthamoeba Keratitis (AK) yang disebabkan oleh Acanthamoeba Castellani (tanyadokteranda.com).

Menurut Dr. Charlotte Joslin, ada 63 kasus yang teridentifikasi AK akibat menggunakan lensa kontak, hingga akhir tahun 2006. Dan biasanya 2-3 kasus per tahun. Hasil tersebut memberikan bukti, perawatan lensa kontak yang tidak sesuai aturan akan meningkatkan risiko infeksi (pikiranrakyat.com/8 Januairi 2009).

Sekilas terlintas diingatan saya, kala itu jeda rutinitas belajar di kampus, Jumat, 26 Desember 2008, salah satu teman saya bercerita tentang infeksi mata akibat soft lens. Sontak saya pun menyimak apa yang ia katakan. Karena saya juga merupakan salah satu pengguna soft lens.

Samira (22) namanya. Ia adalah mahasiswa jurnalistik, IISIP Jakarta, yang kerap kali menggunakan soft lens. ”Kadang kalau tidur malam tidak dilepas. He-he-he,” ujar wanita ini santai. Ia beralasan malas buka pasang soft lens karena tidak merasakan perih di mata.

Namun kekhawatiran Mira –akrab disapa- menggunakan soft lens muncul karena salah satu temannya, Maria (21), mengalami infeksi di kedua matanya. Dan membutuhkan perawatan dokter. Entah seperti apa cara Maria menggunakan soft lens, Mira tidak menjelaskan secara detail.

Hanya saja, kata dia, Maria memang saban harinya tergantung pada soft lens karena cara ini dirasa praktis ketimbang menggunakan kaca mata. Namun ia (Maria) juga pernah mengeluh sewaktu menggunakan soft lens, karena merasa tidak nyaman di mata, dan sering kali soft lens bergeser dari retina mata, serta pandangan mata terasa kabur. Padahal, kata Mira, soft lens yang dibeli Maria tersebut terbilang mahal, di salah satu optik ternama di Jakarta.

Ternyata bukan suatu jaminan juga jika kita membeli soft lens di salah satu optik ternama atau optik-optik counter biasa lainnya. Kita tentu menginginkan soft lens yg dibeli tersebut terjamin dengan ke-sterillan-nya. Pada waktu pertama kali menggunakan soft lens, pengguna biasanya sudah diingatkan untuk dapat menjaga higienitas soft lens. Juga dianjurkan sekaligus membeli air mineral atau air rendaman soft lens jika lagi tidak dipasang pada mata.

Tak ayal, setelah mengetahui keadaan Maria tersebut, kini Samira kembali menggunakan kacamata, sebelah kanan minus 4 dan sebelah kiri minus 3. ”Sekarang nggak pake soft lens, lagi. Aku jadi takut. Pake kacamata, cari aman aja,” cetus wanita berjilbab ini serius.

Selain dapat menimbulkan infeksi pada mata karena tidak mengetahui cara menggunakan soft lens yang baik dan juga tidak menjaga higienitas soft lens, lambat laun bisa menimbulkan katarak pada mata. Apa itu katarak? Seperti apa gejala-gejala katarak timbul? Bagaimana cara pencegahannya? Berikut akan dijelaskan apa itu katarak yang diunduh dari http://www.jakarta-eye-center.com/defaul...

Apa itu katarak?
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata, yang menyebabkan penglihatan seseorang menjadi buram, bahkan lama-kelamaan dapat menimbulkan kebutaan. Hal ini dikarenakan cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina, akibat terhalang oleh lensa yang keruh, biasanya berwarna keputih-putihan. Sebagian besar katarak disebabkan oleh proses penuaan atau lanjut usia. Tapi tak bisa dipungkiri hal ini juga berakibat mereka yang berusia muda dan tergolong sehat. Salah satunya pada pengguna soft lens, yang saya jelaskan di atas.

Penyebabnya:
dapat bermacam-macam, umumnya karena usia lanjut, infeksi virus, genetik, gangguan pertumbuhan, gangguan metabolisme seperti Diabetus Mellitus (DM), traumatik, obat-obat steroid, rokok dan alkohol dpt meningkatkan risiko terjadinya katarak.

Gejalanya:
biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara progresif (spt rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak udah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif. Bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa glaukoma dan uveitis.

Pengobatan: satu-satunya cara adalah dengan pembedahan, yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kacamata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi dijaga jangan sampai terjadd infeksi.

Pencegahannya: disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung Vit C, Vit A, Vit E. (Noprica Handayani)

Kamis, 22 Januari 2009

Seru Sehari di Rawasari

Seru Sehari di Rawasari


“Ca, ikut seminar ga? Tanggal 11-12 Juni 08. Gratis. Dapat
lunch dan sertifikat loch… pembicaranya dari Deplu dan orang-orang
yang berkompeten memperkenalkan kebudayaan Indonesia di beberapa negara
Asean,” sebuah pesan singkat dari Dewi, mampir di handphoneku.

”Oke,” jawabku singkat.
Kebetulan, bulan-bulanan saat itu, aku memang butuh suasana baru, karena
semangat untuk menjalani rutinitas kosong (Wedeh…). Apa sebab? Yah, apalagi
kalau bukan sumber energi. Sumber energi itulah yang aku butuhkan, karena sudah
lama ia tak menyapaku.

Sebelum menuju ke sana(Cempaka Putih), aku dan Dewi minta izin terlebih dahulu ke Bu Netti, soalnya absensiku teriak butuh bantuan, haha… (dah dangerous, guys..). Di halte, aku, Dewi, dan Susi menunggu bus jurusan Senen-Depok. Lama sih. ”Yah, busnya
lewat. Susi mana?” kata Dewi, kesal. ”Lagi ngejar duplikat. Ya wes, kita tunggu
lagi aja,” jawabku.

Selanjutnya, dalam bus kita bercerita tanpa batas. Sampai akhirnya, tepat bangku depan sebelah kiriku, seorang pria melirik dan mendengarkan obrolan kita bertiga. Stylenya lumayan sih. Nyantai, kaya orang gawe gitu, deh! “Wi, liat deh ntu cowok. Doi liatin kita mulu!” tanyaku. “Mana?” Oh…,” jawabnya.

Kira-kira sekitar 15 menit lagi sampai lokasi, pria itu mengeluarkan sebuah benda. Banyak lilitan, gantungan. Ia buka dan benda itu ia lilit-lilitkan. ”Orang aneh,” gumamku. Namun, tingkah aneh itu jadi perhatianku. Diperhatikan, ternyata benda yang
dililit tersebut, ID card PERS. Tapi ga terlihat jelas ntu orang dari media mana. Aku nyengir aja. ”Maksudnya..?” cetusku. Mungkin karena kita cerita mengenai liputan
terakhir masing-masing kali ya (mungkin). Padahal suara kita ga kenceng loh, samar-samar.

Tiba-tiba.. ”Kiri, Bang,” teriak Dewi dan Susi. Woah, asyik ngobrol jadi kelewat deh.

Setelah mengikuti seminar, di lokasi (tempat) yang aku maksud tadi, kita berempat (ada Jay, adik Dewi) sempatkan makan di ITC Cempaka Putih, ’cuci mata’ lalu pulang (hehehe). Sampai di rumah Dewi/Jay, kita berempat ngumpul di ruang TV. Apalagi
kalo bukan cerita+nonton (sebelumnya, aku mandi dulu. Dah malam sih). Kitar jam 11 malam, krot… (bunyi perut) ”Duh laper..,” kata Jay. Lalu, Dewi dan Susi masak kentang goreng gitu, karena ngantuk aku tinggalin saja mereka. Tidur deh…..

Pagi yang cerah….

”We, tidur, Ca! Pules banget lo. Mpe gw ditendang keluar,” kata Susi. Pules? Pikirku sembari mengumpul nyawa yang baru terjaga dari tidur. “Pules apanya?” tanyaku. “Ya,
iyalah pules… semalem gw tidur di luar tau, lo di kamar ndiri!”. “Siapa suruh, hehee…,” timpalku. “Au, ah..” katanya.

“Ca, buruan mandi. Mo liat pameran ga? (di tempat yang sama, di gedung aku mengikuti seminar ”Asean+3” di hari sebelumnya). Ntar ada Nadia Vega loh,” kata Dewi, cepat.

”Ah, ntar aja, siang. Pameran ini. Kalo tamunya Nadia Vega, mah kaga ngepek,” jawabku.

Tepat pukul. 13.00 WIB, kita bertiga berangkat dan ingin menemui Jay yang dari pagi sudah berada di lokasi. ”Naik apa, Wi?” aku bertanya. ”Bajaj aja, di luar gang. Kalau dari sini mahal,” tegasnya.

Di luar gang, banyak sekali lalu lalang Bajaj. ”Yang mana ya.. Nah, ini aja,” kata Dewi sambil memberi tanda stop pada supir bajaj. Dalam perjalanan, aku merasa ada yang aneh pada sopir bajaj, ini. Kita juga dibawa muter-muter jauh. Wah, ni sopir emang aneh. Pikirku menyimpulkan.

”Au, au, au,” kata sopir itu ketika melihatku. ”Kampus Jayabaya ya.. kok lewat sini? Kayanya belok deh,” aku menjelaskan.

”Au, au, au,” jawab sopir itu sambil memberi isyarat yang artinya ”Maaf, saya tak bisa bicara, tak bisa mendengar.

Wah, gubrak. Pantesan ntu sopir ngeliat kita bertiga mulu dari kaca bajajnya. Ternyata benar dugaanku, ini sopir ada yang aneh. Wah, akibat kebanyakan pilih bajaj, ternyata bajaj pilihan Dewi itu sopirnya gagu. Karena gagu, nego awal tawar kita Rp 8rb, batal.

”Kasihan, Wi. Sepuluh ribu aja ya, ” kataku.

”Ya, kasih aja. Kasihan. Kita salah pilih Abang Bajaj, nih,” jawabnya.

”Lo, aja kali, gw nggak,” gumamku dalam hati.

Wah, sampai lokasi kita bertiga ketawa. Gimana tidak. Kita dibawa jauh muter-muter, sampai rel kereta api. Padahal jarak rumah ke Kampus Jayabaya, dekat. Yah, walaupun aku dan Dewi bener-bener BT, ga ada semangatnya. Dari kejadian tersebut sedikit mengobati kepenatan atas rutinitas beberapa bulan terakhir. Dan, inilah cerita, seru sehari di Rawasari.
Salam. (ica)

Depok, 21 Juli 2008
Pukul. 09.01 WIB

Berinternet Dengan ‘Akal Sehat’

** Tulisan ini dimuat di salah satu surat kabar nasional pada 20 April 2008 **
(Maaf baru di posting, semoga semua tulisan di blog ini bermanfaat bagi yang telah membaca. Thx)


Berinternet dengan ’Akal’ Sehat

Jakarta, 16 April 2008

Jika Samuel F.B Morse menciptakan telegram sebagai penyampaian informasi, maka lain dulu lain sekarang. Jauh sebelum maraknya protes terhadap pornografi dan porno aksi juga makin melebarnya perkembangan situs-situs porno hingga kini, sebagai angin segar telah hadir internet sehat di Indonesia.
Penggagas internet sehat, Donny Budi Utoyo, sekaligus pendiri Yayasan Center for ICT Studies (ICT Watch) mengatakan, internet sehat adalah sebuah program komunikasi yang akan disampaikan kepada publik bahwa internet merupakan sebuah jaringan komunikasi dan informasi global yang memiliki sisi positif dan negatif.
”Internet sehat bukan obat bagi pecandu (pecandu internet) tapi sebagai imbauan mengajak orang-orang hidup sehat dan berinternet dengan cara sehat. Ini sisi positifnya,” kata Donny, di Ranch Mark Cafe, Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Selasa (15/4) siang.
Sisi negatif yang ditimbulkan berupa materi pornografi (seksual), kekerasan, sadisme, rasisme, kebencian bahkan bisa berakibat kecanduan berinternet sehingga merubah pola masyarakat dalam berinteraksi. Fakta yang terjadi adalah, tekhnologi software antipornografi harus berkejaran dengan laju tekhnologi mutakhir ciptaan industri pornografi kelas dunia dan kerap kali mereka kalah. Industri pornografi adalah jagonya membikin tekhnologi konten teranyar, seperti video-audio streaming, layanan berbayar video-on-demand, digital-rights management, software geo-location, konten tersegmentasi, dan layanan konten nirkabel melalui ponsel.
Padahal jika menggunakan akal sehat dalam berinternet dengan pemahaman yang cukup serta didukung kedewasaan kita dalam memilih hal yang baik maupun sebaliknya, kata Donny, kita akan dapat memaksimalkan dampak positif sekaligus meminimalkan dampak negatif. Semisal mencari informasi berguna dengan berinternet merupakan cara praktis yang dapat diakses kapan pun.
”Ngapain berjam-jam, lupa waktu, tidak memanfaatkan internet untuk hal-hal yang baik, yang sehat bagi mereka yang memiliki akal sehat,” katanya. Tips untuk berinternet sehat adalah tidak membuka situs porno, tidak mudah terpengaruh dengan orang-orang iseng saat berinternet, lindungi privasi sejak dini, tidak berlarut-larut menghabiskan waktu di internet.
Sebenarnya, kata Donny, banyak peluang-peluang untuk meningkatkan kehidupan dengan berinternet salah satunya yaitu berbisnis. Sebut saja bisnis internet di ICT Watch yang ia dirikan. ”Karena sering nulis dan diskusi untuk publik berbahasa Inggris, akhirnya banyak request, research (penelitian) dari luar negeri. Nah, kan lumayan, kita dibayar pake dollar. Hehehe..,” tuturnya sambil berkelakar.
Selain itu, ia mencontohkan, peluang lain yang dapat diperoleh dari berinternet adalah (kita) bisa leluasa mendapatkan data dan informasi, bisa cari ilmu, mencari pekerjaan, cari jodoh dan masih banyak yang lain. ”Buktinya ada tuh temen saya, dia malah nikah sama orang yang dia kenal melalui chating dan friendster.”
Tapi, masuk dalam internet merupakan suatu hal tanpa batas, bisa leluasa memanfaatkan tekhnologi tersebut. Dengan kata lain, tak bisa juga dipungkiri dalam berinternet tidak membuka situs-situs porno. ”Semua itu balik ke dirinya masing-masing,” jelas penggagas kampanye Internet Sehat itu. (ica)

Gerakan Antisitus Porno

** Tulisan ini dimuat di salah satu surat kabar nasional (20 April 2008) ** –Maaf baru di posting–
                                           

                                         Gerakan Antisitus Porno

Jakarta, 14 April 2008
Bukan hanya program Internet Sehat saja yang peduli dengan mekarnya perkembangan internet yang dengan mudah menyebarkan situs-situs amoral –porno- kepada pengguna internet.

Kantor pusatnya berada di Yogyakarta adalah suatu gerakan yang kontra terhadap video-video porno, perilaku seks remaja serta industri-industri pornografi yang licin bertransaksi, bukan hanya di luar negeri saja tapi sudah menjadi puncak keprihatinan negara Indonesia karena merupakan hal kecil untuk menyebarkan video porno maupun gambar-gambar porno pada sasarannya.

Gerakan itu bernama ’Jangan Bugil di Depan Kamera’ (JBDK) adalah sebuah gerakan yang digawangi Sony Setyawan dan teman-teman TVLab Communications.
Sony mengatakan, sebagai real fakta, Indonesia berada pada peringkat ketujuh tertinggi pencari material pornografi dengan kata kunci ’sex’ setelah Pakistan, India, Egypt, Turkey, Algeria, (Indonesia), Vietnam, Iran, Kroasia. Waow.. fantastis bukan?

Sony, aktivis antipornografi mengaku akan terus optimis terhadap gerakan JBDK 10 tahun ke depan dari sekarang yaitu hingga tahun 2017 dan akan mengumumkan hasil gerakan ini, apakah berhasil melawan kegilaan pornografi atau gerakan JBDK tergerus oleh zaman. ”Ya.. siapa tahu sepuluh tahun mendatang kiamat,” kata penulis skenario dan sutradara program televisi ini melalui via telepon.

Lebih lanjut Sony menjelaskan, bisnis materi pornografi ’berkembang biak’ dengan cepat melalui media internet tidak seperti media tradisional yang menggunakan bahan cetak (print media), VCD/DVD, atau berbegai macam produk 3 dimensi yang lain, internet dapat digunakan sebagia alat distribusi, alat promosi, dan alat penentu kebijakan strategis dalam berbisnis secara virtual.

Internet sebagai alat distribusi maksudnya, berbagai materi gambar, film, dan suara yang dihasilkan oleh industri pornografi kini bisa dikonversi menjadi file-file data yang dapat dikirim melalui internet. Kedua, internet sebagai alat promosi yaitu, dengan harga yang sangat murah, seorang pebisnis yang bermain di industri pornografi bisa menjangkau pasar seluruh dunia. Ketiga, internet sebagai alat penentu kebijakan strategis adalah, intenet kini bisa dipakai untuk mengatur perilaku pasar, segmentasi pasar, dan riset terhadap segalahal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Ada 25 juta penguna internet di negeri ini. Dan Mei mendatang, jumlahnya diperkirakan lebih melambung tinggi hingga 50 juta orang. Meningkatnya jumlah pengakses internet kerap berbanding lurus dengan membengkaknya pengonsumsi situs porno. Adalah suatu hal yang mudah, dalam hitungan detik melalui search engine, sekitar 4,2 juta situs porno atau 12 persen dari total situs di dunia maya yang meliputi 420 juta halaman web.

Hal ini, kata Sony, adalah sebuah fenomena yang membelalakkan mata (kita), negeri ini bagaikan ’terjebak’ dalam ’demam pornografi’ yang dimanifestasikan menjadi 500 plus video porno buatan lokal.

”Pelakunya adalah anak-anak. Inilah perwujudan dari kegelisahan saya. Banyak juga penyebaran kasus pornografi yang dilakukan para pejabat. Padahal, seharusnya mereka jadi panutan,” ujarnya.

Pornografi sama dengan pemicu fedofilia. Hal ini, tidak hanya masyarakat kelas bawah saja yang terlibat dalam kasus fedofilia, pada tatarannya masyarakat terpelajar dan masyarakat menengah ke atas juga ditemukan banyak kasus serupa. Lebih parah lagi, kata Sony, mereka yang terstimulasi untuk menjadi seorang fedofilia pada awalnya adalah ’orang-orang baik’ yang berubah menjadi ’monster’ setelah kecanduan video pornografi selama bertahun-tahun.

”Untuk itu, bersiaplah masuk ke dalam sebuah labirin wacana sederhana. Tariklah napas dalam-dalam untuk bersabar dan berfikir panjang. Berdoalah agar bisa bergerak bersama kami untuk menghentikan ’kegilaan’ ini,” tutur Sony di akhir jawabannya.(ica)

Data Statistik Pornografi di Internet
Sumber: Sony Set (500+gelombang Video Porno Indonesia)
1.    Statistik berdasarkan hitungan waktu
–   Setiap 39 menit, sebuah film porno dibuat di Amerika Serikat.
–  Setiap detik, uang senilai US$ 3075,64 dihabiskan untuk membeli dan mengoleksi materi pornografi.
–    Setiap detik,  28.358 orang pengguna internet melihat tayangan pornografi (dalam bentuk film dan gambar).
–    Setiap detik, 372 orang pengguna internet mencari materi pornografi lewat situs search engine.
2.    Data statistik industri pornografi yang menggunakan internet pada 2006
–   Jumlah total situs pornografi di internet 4,2 juta situs (12 persen of total website).
–   Jumlah halaman situs bermaterikan pornografi 420 juta halaman.
–   Jumlah materi pornografi yang dicari lewat search engine setiap hari 68 juta pencarian (25 persen dari total pencarian lewat search engine).
–   Jumlah penyebaran materi pornografi melalui e-mail setiap hari 2,5 milyar (8 persen dari total e-mail).
–    Persentase total pengguna internet yang mengakses situs porno dan segala material pornografi di internet 42,7 persen.
–   Jumlah pencarian data ”pornografi dengan objek anak-anak” setiap hari 116.000 pengakses internet per hari.
–   Jumlah situs di internet yang menawarkan materi pornografi dengan objek anak-anak 100.000 situs.
–    Persentase percakapan konotasi seksual yang dilakukan kaum muda di ruang-ruang ngobrol di internet (Chat Romm) 89 persen.
–  Total pengunjung situs pornografi setiap bulan dari berbagai negara 72 juta pengunjung per bulan.
3.    Statistik pornografi anak di internet
–  Rata-rata umur anak termuda yang mengakses situs porno di internet untuk kali pertama 11 tahun.
–   Rata-rata umur pelanggan situs pornografi dengan objek seks anak-anak 35 sampai 49 tahun (dicurigai kaum fedofilia).
–   Persentase anak-anak rentang umur 8 sampai 16 tahun yang mengakses situs porno 90 persen (dilakukan pada saat mengerjakan tugas sekolah atau belajar bersama di rumah). (ica)

Transkrip Wawancara: Penggagas Internet Sehat

**Tulisan ini dimuat di salah satu surat kabar nasional, edisi 20 April 2008**

Transkrip Wawancara
Donny Budi Utoyo, Penggagas Internet Sehat :

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang disyahkan bulan lalu menjadi langkah awal menumpas pornografi di dunia maya. Menginduk pada UU ITE itulah, pemerintah nanti akan membuat peraturan pemerintah sebagai payung hukum untuk memblokade situs-situs porno di jagad maya Tanah Air—salah satunya lewat software antisitus porno. Depkominfo akan memblokade situs-situs syahwat ini pada April dan Mei 2008. Tapi jauh-jauh hari sebetulnya sudah ada gerakan internet sehat yang digagas segelintir kalangan. Adalah Donny Budi Utoyo (Donny BU) penggagas internet sehat sekaligus pemilik Yayasan Center for ICT Studies-ICT Watch. Berikut petikan wawancara bersama Donny BU di Ranch Mark Cafe, Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Selasa (15/4):

Mengapa perlu ada gerakan internet sehat (terutama untuk anak-anak?)
Motivasi awalnya, karena begitu banyak dampak negatif dari berinternet tapi tak bisa juga kita pungkiri kalau dampak positifnya juga ada. Ketidak tahuan orangtua, guru terhadap dunia internet. Itukan berbahaya. Jadi mereka cuma tahu hal positif saja, ketika tahu banyak hal negatif, mereka kelabakan. Gerakan internet sehat ini hanya sebagai wadah penyampaian komunikasi kepada publik, ”ini lo.. internet sehat itu” dan kita tidak menutupi hal-hal bersifat negatif seperti pornografi, kejahatan, kekerasan. Jadi sifatnya balance.

Fakta lapangan seperti apa yang mendorong terbentuknya gerakan ini?

Pada tahun 2002 kita sering dapat masukan, dengan melakukan roadshow bersama teman-teman Depkominfo. Dan selalu mendapat pertanyaan, ’internet itu seberapa negatif sih? Karena saya ingin kenali ke anak-anak takut?’. Juga ada laporan ’kalo masuk ke warnet aman ga?’ Jadi kekhawtiran-kekhawatiran itu banyak masuk ke kita. Bagi mereka, menganggap internet itu induknya pornogrfi maka harus difilter. Kan sebaiknya bukan seperti itu. Karena, jika anak semakin dicegah, dia semakin cari tempat lain. Jadi masukan - masukan dari masyarakat itu, kita fikir sudah saatnya kita bikin program internet sehat. Kita ga bilang program positif, kita tidak juga bilang negatif.

Kapan terbentuknya internet sehat?
Cikal bakalnya tahun 2001, kita pernah diskusi, bagaimana internet itu dilakukan untuk hal-hal positif dan untuk apa aja. Suatu gerakan yang lumayan didukung teman-teman pada tahun 2002 (resmi) dari asosiasi penyelenggara internet Indonesia, indokids.com itu berjalan terus dan sekarang ini didukung oleh progran Corporate Social Responsibility (CSR) yang mencetak 10.000 booklet, paling lama antara 3-6 bln itu sudah habis.

Apa booklet itu gratis?
Gratis.

Ada yang berminat mensponsori?
Ada, yaitu dari XL. Tahun 2008 sedang diajak bekerja sama dengan Gramedia. Dan program internet sehatnya akan terus berlanjut, cuma nanti ICT Watch dengan XL dan Gramedia mengembangkan lagi dalam bentuk turunannya buku. Kiatnya bagaimana berinternet sehat. Jadi bukan kita mau komersil tapi dibantu dengan orang-orang gramedia. Orang-orang yang mau cari bukunya itu, bisa beli. Kalo contentnya kan free (bebas) jadi, mereka hanya  bayar senilai harga buku itu.

Apa tujuan utamanya?
Ya, kita ingin masyarakat luas mengetahui internet sehat itu seperti apa. Bagaimana menggunakan internet yang aman, nyaman dalam keluarga. Dan kita tetap akan mempertahankan bahwa intenet sehat itu dari masyarakat untuk masyarakat, dan secara gratis memberikan ribuan buku. Dalam waktu dekat ini (April) akan kita usahakan terus, kita akan meluncurkan buku dalam bentuk kartun (sebagai daya tarik) sasarannya bagi anak usia dini, akil baligh, dan remaja. Dalam buku tersebut akan menjelaskan bagaimana cara mengendali virus, bagaimana memasang filter-filter anti pornografi.

Kalau gratis, berati tidak dapat keuntungan?
Kita tidak cari keuntungan tapi kita juga tidak mau modal tidak kembali. Jadi dalam hal ini  pihak XL akan mensponsori dan menyusun kembali kontennya. Dan pihak gramedia juga akan menjual di toko gramedia tersebut. Kita akan beri sekian ribu. Dan royalti dari penjualan tersebut, sepenuhnya kita akan kembalikan kemasyarakat dalam bentuk kampanye internet sehat.

Katanya akan dibuat berbentuk CD juga?
Ya, mungkin kita ambil efisiennyalah. Takutnya kalo CD sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar tapi mubazir. Jadi untuk sekarang berbentu buku aja.

Apa sih berinternet tidak sehat itu sebetulnya?

Internet tidak sehat itu bisa ditimbulkan dari perilaku dianya (pengguna) yang tidak sehat- seperti ’orang sakit’. Misalnya pulang kerja atau kantor langsung ke internet lama-lama, berjam-jam, bolos sekolah, lupa tidur, lupa makan. Termasuk kategori internet tidak sehat adalah, ’mengkonsumsi’ situs porno. Disebut tidak sehat, sebab situs porno, disadari atau tidak bakal memangkas produktivitas.

Apakah chatting ngobrol ngalor ngidul termasuk internet tidak sehat?

Ya, itu salah satunya, kalo lama kan berakibat kecanduan. Tapi ada sisi positifnya ada juga, misalnya bisa memincut jodoh (pacar, calon istri).  Hhmm.. teman saya aja gara-gara nge net, dapat pacar, bahkan dia malah nikah tuh sama orang yang dia kenal lewat friendster (internet), hehehe…

Berinternet sehat itu apa?
Berinternet sehat itu adalah gaya hidup memanfaatkan internet semata-mata untuk hal baik, contohnya yaitu mencari informasi (browsing) untuk keperluan sekolah atau kantor. Mengirim e-mail, ngobrol (chatting), mendengarkan radio (streaming) kepada  siapa saja dengan menjauhi sisi-sisi negatif. Keseluruhannya, untuk meningkatkan produktivitas.
Adakah bukti bahwa dengan berinternet yang sehat, maka seseorang menjadi lebih ’sehat’, lebih produktif, lebih berprestasi?
Internet sehat itu bukan semacam obat antibiotik. Tapi, internet sehat itu ibaratnya kaya sayuran. Jadi, internet sehat itu adalah suatu ajakan untuk masyarakat supaya tahu bagaimana menggunakan internet secara sehat. Jadi, bukan mengobati bagi orang-orang yang sudah kecanduan.

Adakah komunitas orang-orang berinternet sehat?

Kita tidak bikin anggota / komunitas internet sehat. Masih belum. Tapi kalau ada yang berminat bikin ya, silakan-silakan saja.

Sasaran internet sehat?

Sasaran internet sehat yaitu mengimbau kepada orangtua, guru bahwa mereka adalah filter bukan software. Karena software itu adalah tekhnologi yang dapat dikalahkan oleh tekhnologi hebat yang lain. Filter di sini dimaksudkan adalah filter moral, ilmu, agama itu yang utama.

Seperti apa situs-situs yang harus dijauhi oleh anak-anak?

Ya, pastinya situs-situs yang menimbulkan SARA, rasisme, sadisme juga situs-situs asusila yang dapat berpengaruh pada perkembangan anak.

Jelaskan peran orang tua di sini?

Orangtua sebaiknya memberikan pengarahan-pengarahan yang baik. Jangan hal-hal seperti pornografi ditutupi. Karena ini akan membuat anak penasaran. Beritahulah apa yang baik dan apa yang seharusnya dijauhi. Juga sebagai orangtua jangan suka mengekang kebebasan anak.

Menurut anda sejauh mana pengaruh situs porno terhadap anak-anak?
Saya pikir ya, pertama ada anak-anak yang terganggu dan kedua ada yang ingin tahu. Contohnya disebuah internet yang terdapat CD roomnya, karena ga mungkin untuk menonton di rumah maka mereka menonton di warnet tersebut. Nah, mungkin ini salah satu kebebasaan anak di luar pengawasan orangtua.

Sekarang, kebanyakan orang mendengar kata internet itu ‘porno’ ya?
Nah, stigma ini yang sangat saya takutkan. Pada saat pemerintah ngomong ‘mari kita filter pornografi’, menurut saya kurang bijaklah kalau ngomong kaya gitu. Alangkah baiknya kalau pemerintah ngomong ‘mari kita manfaatkan internet dengan positif’, jadi kedengarannya lebih enak.

Betulkah maraknya kasus pelecehan seksual oleh anak-anak didorong oleh maraknya situs porno?
Belum ada penelitian ya, saya belum baca (tahu) mengenai itu.

Selain software gratis dari pemerintah, bagaimana orangtua/guru/siapa pun memperoleh software antisitus porno?
Bukan dari pemerintah ya, ada puluhan software gratis yang bisa di download salah satunya Naomi dan K9. Dan dapat diperoleh di situs Internet Sehat yaitu di www.ictwatch.com. Bisa dicari diinformasi. Atau pada Google, ICTWATCHnya. Ketik parental spasi software, keluar deh semuanya.

Apakah software tersebut juga dapat diperoleh secara gratis?
Ya, software tersebut gratis.

Bisa jelaskan profil software pemblokir-pemblokir situs porno. Bagaimana langkah praktis mengaplikasikannya?
Ya, yang kita unggulkan itu ‘K9’ itu buatan luar negeri juga.

Apa itu yang terbaik?
Ya menurut saya. Tapi, paling baik belum tentu paling sakti ya, karena menurut kita (ICT Watch) K9 ini yang paling lengkap. Di situ terdapat white list (situs-situs mana yang boleh diakses) dan black list (situs-situs mana yang tidak boleh diakses). Jadi apabila terakses, apakah akan langsung diblokir apa tidak. Selain fitur pemblokir, software ini diperlengkapi pula fitur perekam jejak. Sebagai contoh, apabila anak ketahuan membuka  situs www.playboy.com, misalnya, maka situs ini akan langsung terkunci. Nah, orangtua akan tahu apa saja dan jam berapa anak buka internet. Dan kelebihan lain, software ini juga bisa ngatur jam dan banyak lagi yang lain.

Bicara soal software antisitus porno milik pemerintah. Jika kita mencari dengan kata kunci “sex” di Google akan muncul 662.000.000 situs, 568.881 video, 157.000.000 gambar, dan 111.057.569 blog. Maka dapatlah terbayang bagaimana upaya untuk menyaring informasi dari sekian banyak sumber. Menurut anda, apakah teknologi ini mampu menghalau semuanya?
Jika ditanya bisa difilter, ya. Jika ini merupakan cara yang efektif, ga. Karena yang kita lihat itu adalah suatu yang kasat mata. Jadi, pemerintah jangan kasih rasa aman yang semu dong! Industri pornografi adalah jagonya dalam menciptakan teknologi kontent teranyar, seperti video-audio streaming, layanan berbayar video-on-demand, digital-rights management, peranti lunak geo-location, konten tersegmentasi dan layanan konten nirkabel melalui ponsel.

Kira-kira, apakah software tersebut dapat berhadapan dengan kontent mutakhir ini dalam menghalau situs porno?
Bisa, tapi tidak efektif. Karena kita tidak tahu konten yang kita buka itu sehat apa ga. Karena di internet ga ada yang seratus persen aman.
Pornografi dapat menyerang lewat fasilitas e-mail. Bagaimana menyaring konten pornografi, yang sengaja ataupun tidak, masuk langsung ke mailbox,  termasuk ke mailbox anak-anak dan para remaja? Pornografi lewat e-mail  lebih sulit pengidentifikasiannya (termasuk pemblokirannya) karena  sifatnya yang tidak terbuka seperti layaknya mengunjungi sebuah situs, lebih privasi karena terantar langsung ke masing-masing individu. Belum lagi maraknya sejumlah layanan online yang memang mengkhususkan diri dalam menyediakan konten pornografi via e-mail.
Repot ya. Karena saat e-mail kita kena spam, email kita akan tercatat oleh kelompok spam. Dan orang sudah kena spam itu akan lebih cenderung banyak dapat spamnya lagi. Banyak metode supaya ga kena spam (lihat www.ictwatch.com), salah satunya kita harus hati-hati postingin alamat email. Dan lebih baik kita punya e-mail jangan satu.

Apakah itu dapat dihalau lewat software antiporno yang tersedia?
Bisa, tapi tidak efektif. Software antipornografi bukanlah obat mujarab untuk seratus persen menggantikan peran orangtua, guru atau pun komunitas untuk membentengi anak dari jangkauan materi porno karena software penyaring (filter) tersebut hanya alat bantu. Filter sesungguhnya adalah dalam diri si anak.

Apa langkah yang paling mujarab memberangus situs-situs porno?
Kita tidak mungkin bisa memberangus situs porno. Mungkin hanya bisa meminimalisir konten pornografi dan yang masuk ke email dengan memfilter. Sekarang, mungkin.. kita hanya bisa, bagaimana menghilangkan niat anak untuk membuka situs-situs porno dengan memberikan pengarahan yang tak terlepas dari peran orangtua, guru, ataupun komunitas-komunitas.

Jakarta, 17 April 2008
Dari hasil wawancara, Donny Budi Utoyo menjelaskan jenis-jenis software penangkal situs porno beserta tips berinternet untuk remaja:
Penangkal Materi Negatif
Salah satu langkah antisipasi untuk menangkal materi negatif  tersebut adalah dengan menginstal software pengaman di komputer kita. Yang harus diingat adalah, berbagai macam software yang tersedia tidaklah menggantikan peran orangtua, guru ataupun komunitas dalam memberikan keamanan dan kenyamanan anak, remaja atau anak didik kita selama berinternet. Software hanyalah alat bantu, yang tidak bisa menjamin 100% menghalau materi negatif dari internet.
Secara umum software pengaman tersebut terdiri atas:
–    Software Anti-Spyware
Software ini secara khusus akan berfungsi mendeteksi dan mencegah program jahat seperti spyware dan adware yang gemar menyedot data-data rahasia / privasi kita secara diam-diam. Contoh software: Ad-Aware.
–    Software Browser Anak
Adalah yang menjadi perantara utama antara internet dengan komputer yang digunakan. Browser anak secara umum telah dirancang untuk memaksimalkan mungkin menyaring berbagai situs, gambar atau teks yang tak layak diterima anak. Browser anak juga didesain untuk menarik dan mudah digunakan oleh anak. Contoh software: Hekko.
–  Software Anti-Virus
Software ini untuk mencegah agar program jahat perusak data semisal virus, worm dan trojon horse bercokol dan berkembang biak di komputer kita. Contoh software: AVG Anti-Virus.
–    Software Parental (Filter, Monitor dan penjadwalan)
Software ini untuk mencegah anak sengaja atau tidak sengaja membuka atau melihat berbagai gambar yang tak layak (pornografi, sadisme, dsb) yang terdapat di situs internet. Software ini juga akan memudahkan orangtua untuk memonitor aktivitas anak selama online dengan berbagai variasi metode pengawasan. Fungsi lain adalah untuk membatasi jumlah atau durasi waktu anak dalam menggunakan internet. Termasuk untuk pengaturan hari dan jam tertentu sehingga komputer dapat atau tidak dapat digunakan oleh anak untuk berinternet. Contohnya: software iProtectYou dan Crawler Parental Control. 
–    Software Firewall
Software ini akan membantu kita mencegah orang jahil (semisal hacker) yang berkeliaran di internet dan mencoba menerobos masuk ke komputer kita untuk mencuri atau merusak data didalamnya, selama kita terhubung dengan internet. Contoh software: ZoneAlarm.
Beberapa contoh software memiliki lisensi freeware (gratis dan bebas digunakan selamanya) ataupun shareware (gratis dan bebas digunakan dalam periode waktu tertentu) di atas dapat didownload di www.download.com.

Lindungi Privasi Sejak Dini

–    Pasang software firewall. Software ini akan melindungi komputer dari hacker atau orang jahat yang ingin menerobos masuk melalui internet dan mengacak-acak privasi.
–    Selalu lakukan update seluruh software, secara rutin. Ini untuk mencegah adanya pihak yang memanfaatkan kelemahan pada suatu software untuk merusak komputer.
–   Gunakan software antivirus yang terkini, dan selalu di update secara rutin. Antivirus akan membantu kita melindung komputer dari serangan worm dan virus.
–   Cari tahu dan pelajari berbagai jenis/fitur software parental yang tersedia.
–  Lindungi diri anda dari kemungkinan berbagai penipuan bisnis melalui internet.
–   Waspadalah terhadap e-mail spam (sampah) ataupun phising (penipuan).
–   Jangan sembarang mendownload dan menginstal software dari internet, karena bisa disusupi software jahat untuk mencuri data hingga merusak komputer.
Menghindari e-Mail Spam
Spam adalah e-mail sampah yang kerap datang bertubi-tubi ke mailbox kita, tanpa kita kehendaki. Isinya pun bermacam-macam. Untuk meminimalisir masuknya spam, berikut kiat yang bisa dilakukan:
–   Tak usah merespon/menjawab/membalas email yang dikirim dari orang yang tidak kita kenal.
–   Waspadalah, mengirimkan e-mail ”remove”, “unsubscibe” atau sejenisnya ke pengirim spam (spammer) justru akan memberikan informasi bahwa e-mail kita aktif kepada mereka, yang akan berakibat semakin membanjirnya spam ke mailbox kita.
–   Jangan pernah membuka link situs yang ditawarkan oleh e-mail yang kita tak kenal pengirimnya.
–   Buatlah dan gunakan alamat email yang berbeda untuk tiap keperluan.
–  Hindari memberikan alamat email pribadi ke sembarang orang, termasuk memasangnya di situs (personal atau resmi), blog, friendster, ataupun MySpace.
–    Jika terkena spam lokal (berbahasa Indonesia) segera hubungi tim khusus penanggulangan spam nasional melalui e-mail: abuse@apjii.or.id.
–   Apabila diperlukan, pasang software antispam di komputer kita, misalnya software MailWasher (www.mailwasher.net)
–   Informasi tentang perkembangan spam secara global/internasional, dapat diakses di situs www.spamhaus.org.
Tips Untuk Remaja
–    Meski kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di internet melakukan hal tersebut. Terutama ketika chatting, berhati-hatilah. Kita tidak pernah tahu orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) nya adalah 19/f/jkt dan mahasiswi, sebenarnya adalah 40/m/some where dan pengangguran.
–    Jangan mudah terpengaruh oleh data-data pribadi orang lain di internet yang menarik perhatianmu. Di internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda atau lebih tua, bahkan mengaku perempuan atau laki-laki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain.
–   Waspadalah dengan siapa pun yang ingin tahu terlelu banyak. Tidak ada satu pun aturan dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kamu kepada orang lain di internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama kamu, usia, alamat rumah, alamat sekolah, dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru kamu kenal di internet. Percayakan pada insting kamu, jika seseorang membuat kamu tidak nyaman, tinggalkan saja.
–    Ajaklah sahabatmu jika berencana ’kopi darat’ (bertemu) seseorang yang baru dikenali melalui internet.
–   Pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika kamu ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya, bukan seseorang yang dikenal melalui internet.
–   Jika kamu menerima kiriman e-mail, file atau pun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang tidak kamu kenal, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut.
–   Jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif atau pun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terpancing rayuan-rayuan seseorang di internet yang mencoba untuk mempengaruhi kamu dalam kehidupan sehari-hari. (ica)

Spanduk Kampanye

Spanduk Kampanye

(Tulisan ini terbit di Koran Tempo di Surat Pembaca, Kamis, 8 Januari 2009)

Bukan hanya iklan di media massa cetak maupun elektronik saja yang ditonton oleh rakyat Indonesia, saat ini. Sepertinya “hiasan” jalanan jelang pemilu 2009 belum juga terlepas dari spanduk-spanduk caleg maupun kibaran-kibaran bendera partai.

Semua “hiasan” jalan yang berisi janji-janji demi mewujudkan kesejahteraan rakyat, di pasang asal-asalan atau berserakan di tiang, di pohon, dan di pinggir jalan. Tentulah semua bentuk kampanye seperti ini, tidak mengindahkan pemandangan. Bahkan bendera yang sudah lusuh (kumal) pun masih dibiarkan tertancap di pagar pinggir jalan.

Di kota Depok, misalnya, ada salah satu spanduk berukuran besar yang menampilkan gambar beberapa jumlah anggota partai terlihat sumringah-- tersenyum bahagia. Yang menjadi pertanyaan, apakah kebahagian anggota partai di spanduk tersebut merupakan gambaran yang nantinya juga dirasakan masyarakat, jika mereka terpilih nanti?

Dan akankah pemilu pada April 2009 nanti, melalui hak pilihnya, harapan rakyat Indonesia akan terwujud? Sejatinya perwujudan kesejahteraan yang selalu digaungkan 5 tahun sekali itu adalah benar-benar belum pupusnya impian rakyat terhadap janji-janji yang menjadi hiasan pemilu, saat ini.