Jumat, 15 Juli 2011

Sering Sulit Buang Air Kecil Tanda Terkena Kanker Prostat

Pria berusia di atas 50 tahun sebaiknya jangan menganggap remeh gangguan pada saluran kemih. Begitu pula mereka yang sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil. Bisa jadi, Anda mengidap penyakit kanker prostat.

Kanker prostat sering kali ditandai gejala ringan yang terkadang dianggap sepele. Spesialis Bedah Urologi, Prof dr Rainy Umbas, PhD, SpU mengatakan, kanker prostat pada tahapan awal tidak menunjukkan gejala khas.

Karena itu, katanya, pria usia lanjut yang rawan terkena risiko kanker prostat dianjurkan melakukan pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE).

“Pemeriksaan adalah salah satu cara mendeteksi benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Deteksi dini perlu dilakukan untuk mengetahui keberadaan penyakit ini,” ujar dr Umbas di sela media edukasi "Kenali dan Waspadai Kanker Prostat!" di Jakarta, Sabtu (9/7).

Anjuran ini, katanya, sangat disarankan bagi pria usia di atas 50 tahun. Atau, bisa juga dilakukan sejak usia 40 tahun, terutama bagi pria yang memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga.

Ada beberapa gejala kanker prostat. Di antaranya, kesulitan buang air kecil atau menahannya, aliran air seni lemah atau terganggu, terbangun malam hari untuk buang air kecil, perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.

Adanya darah pada air seni atau air mani, sulit ereksi serta nyeri saat ejakulasi merupakan gejala lain gangguan prostat. Bila sudah mengalaminya, Anda dianjurkan segera memeriksakan diri ke dokter.

Apabila telanjur terkena kanker prostat, pengobatan disesuaikan dengan stadium yang diderita. Umumnya, operasi dilakukan bagi penderita dengan usia harapan hidup lebih dari 10 tahun.

Sementara penderita dengan usia harapan hidup 5- 10 tahun akan diberikan radioterapi. Pasien dengan harapan hidup kurang dari 5 tahun, atau bila terdapat kontraindikasi operasi maupun radioterapi, maka akan diberikan kemoterapi.

Kanker prostat terjadi di dalam kelenjar prostat. Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.

Nah, setelah berusia di atas 50 tahun, hampir semua pria mengalami Prostatic Intraepithelial Neoplasia (PIN). Orang yang mengidap PIN mengalami perubahan tampilan sel kelenjar prostat.

“Kanker prostat seperti sebesar buah dukuh yang letaknya ada di bawah kandung kemih. Keadaan ini membuat sel-sel di organ tertentu tumbuh membesar secara berlebihan dan mempunyai kemampuan dalam penyebaran dan bisa mengakibatkan pada kematian,” ujar dr Rainy Umbas.


Orang yang mengalami PIN, menurut dia, akan mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau abnormal.

Apabila memiliki biopsi prostat yang menunjukkan PIN bermutu tinggi, ada kemungkinan lebih besar terdapat sel-sel kanker di dalam prostat.

“Perlu diperhatikan secara seksama untuk melakukan biopsi lainnya. Pasalnya, sebanyak 5 persen penderita kanker prostat karena adanya faktor keturunan,” katanya.

“Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan apabila kanker tersebut telah resisten terhadap terapi pengobatan lainnya, seperti terapi hormon,” kata Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia. CHA

Jumlah Penderita Naik Tiga Kali Lipat

Kebiasan bangun di malam hari untuk buang air kecil dalam sehari bisa buang air kecil hingga delapan kali, perlu diwaspadai oleh pria usia lanjut. Bisa jadi itu tanda-tanda Anda terkenapenyakit kanker prostat.

Kanker prostat saat ini menjadi salah satu penyakit ganas dan mematikan bagi kaum pria di atas usia 74 tahun.

Berdasarkan data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Kanker Dharmais (RSKD) pada Divisi Urologi, jumlah penderita kanker prostat meningkat hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

“Untuk satu tahun terakhir ini saja, data RSCM dan RSKD berjumlah sekitar 80 persen pasien mengalami kanker prostat,” kata dr Rainy Umbas yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Urolog-Onkolog Indonesia (ISUO).

dr Rainy Umbas mengatakan, faktor peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurang paparan sinar matahari, ras, dan toksin juga merupakan faktor risiko kanker prostat meskipun kaitannya belum jelas.

Di tempat yang sama, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia dr Aru Wisaksono Sudoyo, menambahkan, kanker prostat meningkat lebih banyak di negara berkembang. Kanker prostat akan muncul pada usia 50 tahun ke atas.

“Memang kalau penyebab utama belum diketahui, karena pada stadium dini belum menunjukkan gejala yang pasti. Kanker jenis ini butuh waktu untuk berkembang selama 10-15 tahun, dimulai dari sel normal yang akan mutasi ke tahap 1-2-3 hingga menjadi sel-sel ganas,” ujar Dr. dr. Aru pakar Onkologi Medik Senior dari Universitas Indonesia. CHA

Pria 50 Tahun Perlu Tes DRE


Untuk menghindari terkena kanker prostat, spesialis bedah urologi, Prof dr Rainy Umbas PhD SpU mengatakan, bahwa pria sebaiknya dianjurkan untuk mengenali dan mewaspadai penyakit ini sejak dini.

Tujuannya adalah agar mereka dapat mencegah dan mengobati secara tepat. Kanker yang tidak menular tapi sangat berbahaya ini, faktor penyebabnya memang belum diketahui.

Namun, tak ada salahnya jika pria berusia muda perlu menjaga tubuh supaya tidak terkena penyakit ini. Kanker prostat pada usia dini tidak menunjukkan gejala.

Setelah berkembang, kanker prostat melakukan pembesaran jinak dan bisa menyebabkan air kemih berwarna merah atau menyebabkan penahanan air kemih mendadak.

Kanker ini juga ditemukan pada pria yang pancaran air kemihnya melemah. Faktor utama penyebab kanker di antaranya faktor usia dan riwayat keluarga, peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurangnya sinar matahari, paparan logam berat dan toksin.

Kanker prostat biasanya ditemukan pada pria kulit hitam yang berusia di atas 60 tahun. Pria yang bekerja sebagai petani, pelukis, dan pemaparan kadmium atau orang yang bekerja di perminyakan dan logam-logam berat lebih berisiko terkena kanker ini.

Kanker prostat juga diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya. Kanker prostat stadium awal atau stadium I dan II, biasanya merupakan stadium yang penyebarannya belum luas, kankernya masih berada di sebatas kelenjar prostat.

Sementara, pada stadium III dan IV, kanker ini telah menyebar keluar dari kelenjar prostat dan menyebar ke jaringan lainnya, seperti kelenjar getah bening atau organ lainnya.

Penderita penyakit kanker prostat juga bisa melakukan beberapa pengobatan, tergantung pada tingkat stadiumnya. Dalam seminar kesehatan yang diadakan Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) ini, disebutkan cara mendeteksi kanker prostat. Pertama, melakukan pengamatan saja dengan meraba, bisa dilakukan sendiri oleh penderita.

Kedua, radiasi, operasi pengangkatan prostat, terapi hormonal, kemoterapi, dan perawatan paliatif bila sudah lanjut usia.

“Pria usia lanjut perlu melakukan pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE) untuk mendeteksi adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Anjuran ini diutamakan bagi para pria yang usianya 40-50 tahun,” sebut Prof Umbas. CHA

Gejala kanker prostat:

1. Kesulitan buang air kecil

Ini bisa saja dalam bentuk Anda seperti ingin buang air kecil, tapi tidak ada yang dikeluarkan, terhenti di tengah-tengah, atau sering ke kamar kecil. Gejala lainnya adalah kesulitan untuk berhenti, sering dalam bentuk buang air kecil berkali-kali atau perasaan masih ingin buang air kecil meskipun sebenarnya sudah selesai.

2. Sakit saat buang air kecil

Sakit saat buang air kecil dapat juga menjadi gejala infeksi prostat yang dikenal sebagai prostatitis dan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), yang merupakan pembesaran di kelenjar prostat, tetapi bukan kanker.

3. Darah di urin

Gejala ini jarang terjadi, tetapi merupakan alasan untuk langsung pergi ke dokter. Hal ini tidak selalu darah dalam jumlah yang banyak, mungkin Anda akan melihat sedikit bercak merah. Beberapa bentuk infeksi saluran urin dapat menyebabkan darah di dalam urin. Akan tetapi, dokter harus melakukan tes untuk membedakannya.
Kesulitan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Hal ini merupakan salah satu gejala yang sangat sulit untuk dibicarakan. Namun, ereksi tidak terjadi saat Anda menginginkannya atau tertahan sebagian, mungkin inilah saatnya Anda memeriksakan diri (pasangan Anda perlu menghindari hal ini secara halus).

4. Darah di dalam semen

Tanda ini seperti halnya darah di dalam urin tidak terlihat begitu jelas. Jumlah darahnya tidak terlalu banyak, akan tetapi cukup untuk membuat cairan semen berwarna pink dan hanya berupa bercak, menurut penuturan pria yang terkena kanker prostat. Para wanita juga dapat membantu dengan memperhatikan warna tambahan yang terdapat pada semen setelah melakukan hubungan seks.

5. Konstipasi kronis dan gangguan usus lainnya

Kelenjar prostat terletak di bawah pembuluh darah dan di depan rectum, apabila terdapat tumor di sini dapat memengaruhi fungsi pencernaan.

Jadi, hal ini seperti mana yang lebih dulu ayam atau telur; konstipasi kronis dapat menyebabkan pembesaran prostat karena menyebabkan pembesaran pada kelenjar, begitu pula sebaliknya.

Konstipasi kronis dan gangguan usus dapat menjadi indikator awal terjadinya kanker usus. Jika Anda mengalami gejala konstipasi, gas atau gangguan usus lainnya jangan menyalahkan makanan Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi juga ke dokter.

Sering sakit di punggung bagian bawah, pinggang, atau paha bagian atas. Bagian yang biasanya menjadi penyebaran kanker prostat adalah punggung bagian bawah, pelvis dan pinggang.

Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan di daerah ini dan lemahnya bagian ini merupakan tanda adanya masalah. Salah satu cara untuk membedakan tipe rasa sakit karena pegal linu dan sakit punggung bagian bawah yang terasa dalam dan tumpul. Para ahli menyebutkan, rasa sakit di punggung bagian bawah atau pinggang yang tidak menghilang merupakan alasan untuk memeriksakan diri ke dokter.

6. Ingin buang air kecil di tengah malam

Salah satu gejala yang mengganggu bagi laki-laki yang didiagnosa mengidap kanker prostat dan mereka berusaha untuk mengingat-ingat gejala ini. Jika Anda buang air kecil lebih dari satu kali setiap malam, sebaiknya Anda mengunjungi dokter dan melakukan PSA test. CHA

Sidebar
Lula Kamal : Prostat Jangan Dianggap Remeh


Artis yang juga berprofesi sebagai dokter, Lula Kamal mengatakan, kanker prostat sebaiknya jangan dianggap remeh. Pasalnya, jumlah penderita kanker prostat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di Indonesia saja, jumlah penderitanya hampir mencapai tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir. “Yang punya prostat kan cuma laki-laki. Bahayanya bisa menyebabkan kematian,” kata Lula saat dihubungi, kemarin.
Untuk itu, perempuan kelahiran tahun 1970 ini menyarankan, bila gejala prostat dirasa makin membesar, sebaiknya harus segera periksa ke dokter. Lakukan check-up rutin setahun sekali saat usia memasuki 50 tahun.
“Kalau sudah mengalami kanker prostat, mencegahnya tidak bisa. Sebaiknya jaga pola hidup sehat, karena pola hidup atau makan yang tidak baik secara tidak langsung dapat menyebabkan kanker prostat. Faktor genetik memang ada tapi tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Dia mengatakan, kanker ini terjadi di dalam kelenjar prostat yang dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat.
Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.
Gejala awal penderita kanker prostat ini, penderitanya sulit berkemih dan mesti ngeden yang lama baru keluar. “Mau berkemih susah dengan sendirinya kan nggak puas. Pengen pipis lagi, pipis lagi,” jelasnya. CHA

1 komentar:

  1. terimakasih untuk tulisan/artikelnya..

    http://obatasliindonesia.com/obat-herbal-kanker-usus-terbaik/

    BalasHapus