Sabtu, 05 November 2011

Bisa Picu Kanker Kulit

Waspadai Cream Pemutih Bermerkuri

Kesadaran kaum hawa untuk selektif memilih cream pemutih yang aman pada kulit masih rendah. Masih banyak wanita yang ingin menggunakan produk pemutih pada wajah dengan hasil instan.

Cream pemutih yang mengandung zat berbahaya seperti merkuri dan hidrokinon bisa memicu kanker kulit. Merkuri (Hg) atau air raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun.

Sedangkan, hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit. Kulit menjadi merah, rasa terbakar, dan bercak-bercak hitam.

Hingga kini, masih banyak wanita yang tergoda dengan produk cream pemutih wajah yang hasilnya bisa dirasakan cepat. "Produk instan seperti itu mengandung zat-zat berbahaya," kata dokter spesialis kulit dan kecantikan Rumah Sakit Permata, Cibubur, dr Dewi Inong Irana, di Jakarta, Jumat (21/10).

Jika produk cream pemutih mengandung zat-zat berbahaya, katanya, bisa memicu kanker kulit dengan pemakaian jangka waktu cukup lama.

Penggunaan satu minggu atau satu bulan ke depan, katanya, efek yang dirasakan bisa berupa jerawat atau bisul pada muka dengan warna kemerah-merahan. Namun, lanjutnya, efek sadisnya dapat memicu kanker kulit yang berujung pada kematian.

“Nah, tiap orang itu beda-beda merasakan efek dari mercury itu, ada yang satu minggu terasa, bahkan ada yang bulanan bahkan tahunan,” jelasnya.

Dr Dewi menjelaskan, proses perusakan kulit itu terjadi karena Mercuri dapat mempertipis sel-sel pelindung kulit. Tipisnya sel pelindung kulit itu ditandai warna kulit muka yang putih seperti mayat.

Alhasil, kulit akan terpapar sinar ultraviolet langsung dari matahari. “Nah, karena tidak ada pelindung, sinar matahari langsung ke kulit sehingga menyebabkan kanker,” jelasnya.

Bila penggunaan kosmetik bermercury itu menyebabkan kanker kulit maka sulit sekali untuk diobati. Namun, jika terjadi bercak merah pada kulit, masih bisa diobati tetapi meninggalkan bekas seperti bopeng pada muka.

Hingga kini, katanya, masih banyak korban kosmetik bermerkuri dari kalangan wanita. Salah satunya cara mengatasinya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) seharusnya lebih ketat mengawasi peredaran produk kosmetik ilegal di pasaran”.

Sekalipun begitu, Dewi juga memberikan kiat-kiat khusus agar masyarakat terhindar dari penggunaan kosmetik berbahaya. Pertama, menggunakan kosmetika yang mereknya sudah terkenal. Kedua, mengecek nomor izin dari BPOM yang tertera pada label dan terakhir, tidak tergoda pada produk kosmetik yang menawarkan hasil instan.

“Tapi, yang terpenting, pandangan masyarakat harus diubah bahwa kulit yang bagus itu bukan dari putihnya warna kulit, tetapi kulit tersebut sehat,” tandasnya. CHA


Air Liur Walet Bisa Putihkan Kulit



Umumnya, wanita Indonesia mendambakan kulit lebih putih dan cerah. Mereka beranggapan kulit lebih putih itu lebih cantik. Setidaknya, itulah paradigma yang dibangun masyarakat.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya produk kosmetik yang menawarkan dan mengklaim bahwa produknya bisa memutihkan kulit baik secara cepat maupun bertahap dari produk harga murah hingga mahal.

Jika Anda bermasalah pada kulit wajah, saat ini ada cream pemutih dari air liur walet. "Memakai cream ini secara rutin akan terlihat hasilnya. Wajah Anda akan semburat merah jambu alami seperti kulit bayi dan tidak menyebabkan ketergantungan," kata Founder Herbal Clinik Green Alvina, Wulan Okky di Jakarta, kemarin.

Anda dapat menghentikan pemakaiannya jika sudah puas dengan hasilnya dan tidak ada ketergantungan. Wajah tetap cerah walau pemakaian sudah dihentikan.

"Krim ini relatif aman digunakan karena tidak mengandung merkury atau hidroquinon ataupun bahan bahan kimia berbahaya lainnya," ujar Okky.

Adapun manfaat air liur walet ini meliputi menghilangkan jerawat atau noda jerawat, mengecilkan pori-pori yang besar, mengencangkan kulit wajah, menghilangkan flek hitam, menghilangkan scar/bopeng, mencerahkan wajah seperti kulit bayi, dan membuat kulit wajah terlihat segar dan putih.

Belakangan ini, kalangan artis Ibukota kini mulai melirik produk berbahan walet.

Para artis seperti Tommy Kurniawan dan istrinya Taniya, presenter Deasy Novianty, Zaneta Georgina, Julia Perez, Gasto Kastano dan Gracia Indri mulai tertarik memakai cream berbahan air liur walet.

Mereka melakukan perawatan, mulai dari body treatment, facial liur walet, herbal face lift, Hairloss therapy di Herbal Clinic Green Alvina Bintaro.

Menurut Wulan Okky, setiap hari ada saja para artis yang datang ke kliniknya. Bahkan, ada yang rutin setiap minggu.

Menurut pengakuan mereka (para artis,- red), lanjut Wulan, tak lepas dari liur waletnya yang digunakan dalam semua perawatan. Awalnya, mereka cuma ingin mencoba, dan juga ada yang penasaran.

Tapi, setelah memakai beberapa minggu mereka datang lagi, dan sampai akhirnya ada yang jadi langganan. Untuk tampil cantik dengan kulit merona alami tanpa make up pakai cream walet tidak perlu diragukan lagi. Selain bebas mercuri dan hidrokinon, cream walet juga aman untuk remaja dan ibu hamil. CHA

Panggul Lemah Dan Prostat Membesar

Orang Dewasa Pun Bisa Ngompol


Mengompol atau inkontinensia urin ternyata tidak hanya diderita anak-anak, tapi bisa juga diderita orang dewasa. Kalau tidak segera ditangani, penderitanya cemas karena berbau pesing.

Sekalipun tidak mengancam jiwa, gangguan ini bisa jadi beban bagi penderitanya. Mengompol atau istilah medisnya inkontinensia urin bisa menurunkan kualitas hidup penderita. Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin di saat yang tidak kita inginkan dan sulit dikendalikan.

“Inkontinensia bisa membuat penderita nyeri, malu, frustasi, depresi, putus asa, kurang percaya diri atau minder, rasa cemas, kurang tidur, dan gangguan kehidupan seksual,” kata Dr. dr. Nur Rasyid, SpU di media edukasi dengan tema ‘Lakukan Tindakan Tepat untuk Mengatasi Inkontinensia’, di Jakarta, Senin (3/10).

Ada beberapa penyebab terjadinya gangguan ini. Misalnya, otot kandung kemih berkontraksi secara involunter atau jaringan panggul terlalu lemah untuk menahan tekanan dalam kandung kemih.

Dr. dr. Nur Rasyid menjelaskan, salah satu cara untuk mengetahui jenis dan penyebab inkontinensia urin pada penderitanya adalah dokter bisa melakukan beberapa pemeriksaan urin.

Langkah awal adalah menanyakan keluhan pasien, pemeriksaan fisik, diari berkemih, pemeriksaan uroflowmetri dan urodinamik. Pemeriksaan urodinamik dapat memberikan informasi tentang jenis dan penyebab inkontinensia.

Selain itu, lanjutnya, urodinamik juga berfungsi untuk memprediksi hasil akhir terapi, memastikan efek intervensi dan untuk mengetahui alasan kegagalan terapi terdahulu bila ada.

Menurut Rasyid, inkontinensia urin dapat terjadi pada pria dan wanita, meskipun prevalensinya dua kali lebih banyak dialami wanita. Jenisnya sendiri ada beberapa macam, di antaranya stres inkontinensia, di mana air seni keluar saat aktivitas fisik seperti batuk, bersin, mengedan, tertawa, dan olahraga.

Ada juga tipe urge. Urin keluar secara tidak terkontrol setelah didahului dorongan yang kuat untuk berkemih pada siang dan malam hari. Bisa juga karena overflow, akibat pembesaran prostat atau kelemahan otot-otot kandung kemih.

Jenis lain adalah inkontinensia campuran, yaitu gabungan antara tipe stres dan urge. ”Jenis inkontinensia yang bermacam-macam ini memerlukan prosedur diagnostik yang akurat karena dibutuhkan diagnosis inkontinensia yang tepat untuk menentukan terapi yang tepat pula,” tandasnya.

Dr Chaidir Mochtar PhD SpU dari Departemen Urologi FKUI-RSCM menjelaskan, pada pria terdapat beberapa penyebab inkontinensia urin. Salah satunya adalah komplikasi dari pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH) yang menyebabkan dinding kandung kemih menjadi lebih sensitif.

Pembesaran kelenjar prostat bisa menyebabkan pembesaran otot kandung kemih disertai pembentukan jaringan ikat yang menyebabkan fungsi kontraksi otot kandung kemih tidak stabil.

Gejala yang ditimbulkan gangguan ini berupa sulit buang air kecil. Apabila urine tidak segera dikeluarkan, maka akan menumpuk di kandung kemih dan menjadi sarang perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang atau infeksi kandung kemih, radang atau infeksi prostat, dan bisa membentuk batu dalam kandung kemih.

Untuk membedakannya, lanjut dia, dapat dilakukan pemeriksaan urodinamik. Pemeriksaan canggih ini, karena prosesnya dikendalikan oleh komputer, dapat memperlihatkan apakah seorang pria tersebut mengalami gangguan berkemih akibat BPH.

Sementara pada wanita, dr Harrina E Rahardjo SpU PhD dari Departemen Urologi FKUI-RSCM mengemukakan, inkontinensia urine dapat terjadi karena otot-otot dasar panggul melemah yang dapat disebabkan proses penuaan (aging), perubahan kadar hormon saat menopause, kegemukan, riwayat persalinan cara normal dengan berat badan lahir bayi yang besar, dan operasi daerah panggul seperti pengangkatan rahim.

Hal-hal tersebut dapat menyebabkan inkontinensia tipe stres. Jenis inkontinensia yang lain dapat disebabkan kontraksi yang berlebihan pada otot kandung kemih (inkontinensia tipe urge/OAB).

”Ini menimbulkan sensasi untuk buang air kecil yang sulit ditahan sehingga sering air kencing sudah keluar sebelum sampai ke kamar mandi dan disertai keluhan lain, seperti sering kencing di siang dan malam hari pada penderitanya,” ujarnya. CHA




Wanita Lebih Rentan Kena Inkontinensia


Inkontinensia urin dapat terjadi pada pria dan wanita. Namun, prevalensi pada wanita dua kali lebih sering dibanding pria. Berdasarkan data dari International Continence Society diperkirakan sekitar 250 juta orang wanita dan 98 juta pria di seluruh dunia menderita inkontinensia.

Pada wanita, inkontinensia urin dapat terjadi akibat kelemahan otot-otot dasar panggul yang dapat disebabkan karena proses penuaan (aging), perubahan kadar hormon saat menopause, kegemukan, riwayat persalinan cara normal dengan berat badan lahir bayi yang besar dan operasi-operasi daerah panggul seperti pengenkatan rahim. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan inkontinensia tipe stres.

Jenis inkontinensia jenis lain dapat disebabkan karena kontraksi yang berlebihan pada otot kandung kemih (inkontinensia tipe urge/OAB). Hal ini menimbulkan sensasi untuk buang air kecil yang sulit ditahan.

"Air kencing sudah keluar sebelum sampai ke kamar mandi, dan disertai keluhan seperti sering kencing di siang dan malam hari,” kata dr. Harrina E. Rahardjo, SpU, PhD. Hal senada juga disampaikan Dr. Arry Rodjani, SpU. Ia mengatakan, inkotinensia sebenarnya bisa diatasi. Namun, kebanyakan orang menganggap sepele hal ini.

Umumnya, kata dia, yang tidak mencari bantuan medis adalah masyarakat yang tinggal di daerah rural (pedesaan) dengan tingkat sosial ekonomi, pendapatan dan pendidikan rendah, sehingga mengompol pada orangtua hanya dianggap biasa. Tapi, bagi orang dengan sosial ekonomi tinggi, mengompol itu sangat menggangu karena menimbulkan bau dan pesing.

Pada banyak kasus, kemampuan mengendalikan kandung kemih bahkan bisa ditingkatkan dengan mengobati penyebabnya atau mengubah kebiasaan sehari-hari. Umumnya, dokter akan menganjurkan latihan khusus.

Dr. Arry Rodjani, SpU menjelaskan, bila sudah melakukan terapi tapi masih mengompol, ada beberapa macam penanganan pada inkontinensia yang dapat dilakukan.

Terapinya dapat berupa obat-obatan (medikamentosa) atau terapi pembedahan (operasi). Tindakan operasi untuk Inkontinensia urin biasanya hanya dilakukan jika pengobatan yang lebih konservatif tidak membantu.

Prosedur operasi untuk stres inkontinensia umumnya berupa sling atau suspensi. Kedua prosedur ini pada prinsipnya adalah menyangga kantong kemih agar tidak turun akibat lemahnya otot-otot dasar panggul.

Tindakan ini sudah umum dilakukan dengan hasil yang baik. Ada juga tindakan pembedahan yang memang harus dilakukan untuk memperbaiki kelainan yang ada seperti pada kasus-kasus kebocoran kantong kemih ke dinding vagina akibat komplikasi dari trauma persalinan, trauma panggul, komplikasi akibat radiasi pada tumor kandungan atau faktor penyebab lainnya.

“Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, inkontinensia dapat terjadi juga pada anak, gangguan inkontinensia pada anak disebabkan oleh faktor genetik. Apabila orangtua memiliki riwayat mengompol, maka 77 persen kemungkinan anak mengalami hal yang sama,” kata Dr. Arry Rodjani, SpU. CHA


Side Bar

Alena : Pernah Kebelet Saat Hamil



Masalah buang air kecil di saat yang tidak diinginkan bahkan hingga mengompol bisa menyiksa siapa saja. Tak terkecuali, penyanyi pop berwajah oriental ini, Alena.

Artis ini mengaku, pernah mengalami kebelet pipis yang tidak tertahankan saat hamil enam bulan karena dipicu banyak minum air putih dan tendangan si jabang bayi di dalam perut.

“Ya, pasti sangat mengganggu. Aku baru sekali mengalaminya dan gejalanya disebabkan terlalu banyak minum plus ditendang-tendang sama dedek bayi. Kalau sampai inkontinensia jangan deh. Heh-heh-heh...,” canda Alena saat dihubungi, kemarin.

Sekalipun tidak memiliki riwayat inkontinensia urin di keluarganya, ia dan keluarga selalu menjalani pola hidup sehat. Misalnya, serapan pagi mengkonsumsi buah segar, tidur cukup 7-8 jam sehari, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan menjauhi makanan yang mengandung bahan kimia.

“Menjaga kesehatan itu nomor satu. Di rumah, selalu tersedia nasi merah, buah-buahan, sayur-mayur, dan jarang banget makan daging merah. Umumnya, mengkonsumsi ikan, tahu, dan tempe,” ucapnya.

Bagi masyarakat awam, kata inkontinensia urin mungkin banyak yang belum tahu. Karena itu, perempuan yang bernama lengkap Caroline Gunawan ini menyarankan, perlu adanya pengetahuan masyarakat mengenai inkontinensia urin. Pasalnya, kondisi kebelet pipis di saat yang tidak kita inginkan ini biasanya sering dianggap sepele.

“Perlu adanya sosialisasi mengenai penyakit ini. Aku saja enggak pernah denger istilah ini. Tapi, sering denger definisi penyakitnya,” tutup perempuan yang pernah mendapat nominasi MNC Lifestyle Awards karena kegiatan sosialnya. CHA

Rabu, 03 Agustus 2011

Takut Hitam Kena Matahari Wanita Rentan Osteoporosis

Wanita sekarang banyak yang kekurangan vitamin D karena mereka takut kulitnya menjadi hitam bila terkena sinar matahari di pagi hari. Padahal, vitamin D adalah mitra kalsium untuk membantu kekuatan tulang.

Sinar matahari khusus di pagi hari merupakan sumber vitamin D yang melimpah dan dapat kita nikmati sepanjang tahun. Tidak perlu takut terpapar sinar matahari pukul 7-9 pagi. Sayang sekali jika sumber alam yang gratis ini tidak dimanfaatkan untuk kesehatan.

dr Fiastuti Witjaksono dari FKUI, mengemukakan, perempuan muda dan aktif penting melakukan “investasi” kesehatan tulang dan sendi melalui gaya hidup sehat dan mengkonsumsi asupan nutrisi yang tepat.

Faktanya, wanita lebih rentan mengalami osteoporosis atau keropos tulang. Seorang wanita selama hidupnya akan kehilangan 40-50 persen massa tulang. Sedangkan laki-laki akan kehilangan masa tulangnya pada usia yang lebih tua dan jumlahnya hanya 20-30 persen.

Di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya, penyebab utama osteoporosis adalah kurang vitamin D dan rendahnya asupan kalsium. Data Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menyebutkan, sebesar 41,8 persen pria dan 90 persen wanita di Indonesia menunjukkan gejala osteoporosis. Sementara, 28,8 persen pria dan 32,2 persen wanita telah menderita osteoporisis.

Sinar matahari diketahui sumber vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang. Sayang, banyak wanita menjauhi paparannya. Berdasarkan penelitian, vitamin D pada wanita Asia tergolong rendah.

“Wanita Asia yang tinggal di iklim tropis, biasanya takut matahari. Selain takut hitam, pria Asia ternyata juga senang wanita berkulit putih. Makanya, vitamin D pada wanita Asia tergolong rendah. Sangat disayangkan karena kurang terpapar matahari, kalsium yang tidak aktif di kulit akan menjadi aktif,” kata dokter yang praktik di RS Siloam Hospitals Semanggi ini.

Osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang yang biasanya melibatkan tulang punggung, panggul, dan pergelangan tangan. Hal ini juga dapat berpengaruh pada penurunan kualitas hidup para pengidap osteoporosis, menimbulkan rasa sakit dan kehilangan pekerjaan.

Mengkonsumsi nutrisi yang tepat seperti jumlah kalori cukup komposisi seimbang dan mengkonsumsi nutrien spesifik seperti kalsium dan vitamin D dari bahan makanan sumber seperti susu dan ikan, dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah Osteoporosis.

“Nutrisi yang tepat, kalsium dan vitamin D harus dicukupi sejak usia muda sampai usia tua. Karena kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 30 tahun ke atas. Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti merokok, malas berolahraga juga harus dihindari,” sarannya.

Dr Fiastuti menekankan, sinar matahari yang baik untuk tulang adalah sebelum pukul 09.00 WIB dan setelah pukul 15.00 WIB. Sedangkan gaya hidup yang turut meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita adalah diet ketat.

“Hati-hati terutama untuk wanita yang terobsesi kurus. Di Amerika saja, sekarang untuk menjadi seorang model, Indeks Massa Tubuh mereka tidak boleh kurang dari 17. Karena diketahui efek buruknya tidak hanya untuk kesehatan secara keseluruhan, tapi juga risiko terhadap osteoporosis,” katanya.

Gara-gara takut gemuk, wanita ogah minum susu yang dianggap hanya untuk konsumsi anak kecil. Padahal, susu mengandung banyak laktosa yang mendorong penyerapan kalsium lebih baik dibandingkan kalsium dari makanan lain seperti ikan teri.

Angka kecukupan kalsium untuk usia produktif 19-50 tahun adalah 1.000 mg per hari. Takarannya sepadan dengan dua gelas susu mengandung kalsium. Berdasarkan penelitian, konsumsi susu malam hari lebih bagus karena kalsium dalam susu dapat membantu agar osteoplas atau sel-sel yang menghancurkan tulang tidak bekerja, mungkin karena kita tidak bergerak. CHA

Asupan Kalsium Kurang, Kepadatan Tulang Menurun

Osteoporosis atau tulang keropos adalah kondisi menurunnya kepadatan tulang. Faktor penyebabnya adalah kekurangan asupan kalsium dalam jangka waktu lama dan menjalani gaya hidup yang tidak sehat.

Osteoporosis sebenarnya dapat dicegah sejak dini. Mengkonsumsi asupan gizi seimbang, terutama asupan zat gizi yang berkaitan dengan pembentukan tulang seperti kalsium dan vitamin D. Selain itu, aktivitas fisik yang teratur sangat penting guna pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat.

Adapun faktor risiko dari segi nutrisi biasanya mengalami kekurangan protein, asupan kalsium rendah, asupan vitamin D rendah, konsumsi alkohol, kafein yang berlebihan, dan berat badan kurang.

Dari segi gaya hidup, kurang olahraga dan aktivitas fisik, kurang paparan sinar matahari, merokok, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
“Nah, inilah di antaranya beberapa faktor risiko yang memudahkan timbulnya osteoporosis," kata dr Fiastuti Witjaksono MS SpGK pada talkshow “Kesehatan Tulang dan Sendi untuk Perempuan Aktif Indonesia” di Jakarta, Rabu (27/7).

Selain mengalami proses penuaan dan faktor keturunan, masyarakat tidak punya pengetahuan yang memadai tentang osteoporosis dan cara pencegahannya sejak dini. "Faktor inilah membuat jumlah penderita osteoporosis cenderung meningkat,” katanya.

Kalsium tidak diproduksi oleh tubuh. Karena itu, Anda seharusnya mengkonsumsi makanan kaya kalsium. yaitu, ikan, minyak ikan, salmon, mackerel, susu, keju, telur, margarin, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan.

Kebutuhan kalsium dalam tubuh tergantung usia dan berbeda antara berbagai negara. Dibanding kalsium, tambah dr Fiastuti, vitamin D yang diperoleh dari paparan sinar matahari sebenarnya lebih penting dari kalsium. CHA


Usia Menopause Rentan Keropos Tulang

Seseorang akan mencapai massa tulang puncak usia 24-30 tahun. Kepadatan massa tulang akan menurun seiring bertambahnya usia melebihi kecepatan siklus regenerasi tulang.

Proses pengeroposan tulang meningkat tajam setelah usia 50 tahun untuk perempuan dan 60 tahun untuk laki-laki. Fakta osteoporosis di Indonesia, dua dari lima masyarakat di Indonesia berisiko terkena keropos tulang. Perempuan Indonesia berusia 25-65 tahun, berisiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

Masa tulang dibentuk waktu dalam kandungan, balita, dan masa kanak-kanak, serta remaja. Pada awal 20 tahun, kepadatan tulang mencapai pada puncaknya.

Setelah usia 35 tahun sampai kira-kira 50 tahun, terutama pada perempuan massa tulang tersebut digerogoti (hamil, menyusui). Setelah usia 35 tahun, estrogen mulai mengurang yang menyebabkan ia kehilangan jaringan tulang sebanyak 2-3 persen per tahun sampai menopause (usia 49-51 tahun). Gejala ini masih berlangsung terus (1-2 persen) sampai 5-10 tahun pasca menopause.

Jika menderita osteoporosis, tulang menjadi demikian rapuh sehingga dapat patah karena penyebab sepele. Asupan kalsium yang baik itu sejak kecil meskipun usia masih di bawah 30 tahun asupan kalsiun masih bagus.

"Tujuan kita adalah tulang kita tetap padat karena nanti lebih dari 30 tahun kalsium yang dihancurkan akan lebih banyak,” kata dr Friastuti.

Ia menambahkan, kebutuhan kalsium pada tubuh sekitar 1200 mg per hari. Namun, kalau minum susu yang mengandung tinggi lemak dapat menghambat penyerapan kalsium karena susu dengan lemak yang tinggi akan membentuk proses penyabunan akibatnya tidak akan bisa diserap dengan baik.

“Kalsium dalam susu merupakan salah satu nutrisi terbaik untuk menjaga kesehatan tulang karena kalsiumnya lebih mudah diserap tubuh. Untuk hasil maksimal sebaiknya susu dikonsumsi pada malam hari,” ucapnya.

Selain itu, dr Friastuti menyarankan, untuk mencegah Osteoporosis sebaiknya rutin melakukan senam ringan dan latihan melawan gravitasi bumi seperti, lompat tali dan lari.

Namun, dr Friastuti mengingatkan, jika aktivitas itu dilakukan berlebihan waktu usia muda, dapat menyebabkan osteopeni atau osteoporosis.
“Sebab, latihan berjam-jam pada usia remaja, hormon estrogennya berkurang atau terhenti yang ditandai haid jarang yang berakibat absorbsi kalsium untuk tulang berkurang,” jelasnya. CHA

Faktor-faktor yang menyebabkan Osteoporosis:


1.Faktor Usia Wanita yang sudah menopause, produksi hormon estrogen akan berkurang sehingga bisa menurunkan pembentukan tulang.
2.Mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama. Misalnya, obat asma, lupus.
3.Gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan minum minuman beralkohol.
4.Kurang asupan kalsium.
5.Kurang latihan fisik dan aktifitas.
6.Haid yang tidak teratur atau lama tidak haid.
7.Kurang paparan sinar matahari, cukup selama 30 menit.


Titiek Puspa : Pilih Makanan Kaya Kalsium

Sekalipun usianya sudah menginjak 74 tahun, penyanyi dan pencipta lagu Titiek Puspa selalu memperhatikan kesehatan tulangnya. Ia lebih memilih mengkonsumsi makanan kaya kalsium, vitamin D, sayur-mayur, dan buah-buahan, agar kesehatannya tetap fit.

Selain itu, nenek dari 15 cucu ini tetap melakukan meditasi guna menjaga tubuh tetap rileks dan fresh. “Tetap menjaga pola makan yang sehat, saya juga rajin melakukan meditasi agar fresh dan rileks,” ujarnya di Jakarta.

Wanita kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan ini menyarankan, agar kebutuhan kalsium terpenuhi sebaiknya menghindari pola makan yang mengandung risiko osteoporosis dan istirahat cukup.

Ia menambahkan, tubuh mengambil kalsium dari makanan yang dimakan atau dari tulang. Apabila makanan yang dikonsumsi tidak dapat memenuhi kebutuhan, tubuh akan mengambilnya dari tulang. Jika hal ini berlangsung lama, tulang mengalami pengeroposan.

“Hindari pola makan yang tidak sehat. Kalau sudah mengidap osteoporosis, ngapa-ngapain nggak enak. Gerak sedikit, tulang terasa nyeri dan sakit. Gerak pun susah dan sakit,” terangnya. CHA

Senin, 18 Juli 2011

Lalai Periksa Ke Dokter, Batu Ginjal Bisa Kambuh Lagi

Bagi yang pernah terkena penyakit batu ginjal atau saluran kemih disarankan rajin mengontrol kondisi kesehatannya ke dokter. Penyakit batu ginjal bisa kambuh lagi jika penderita tidak rajin memeriksakan diri ke dokter.

“Jika tidak rajin check-up, batu di saluran kemih kadang-kadang bisa timbul kembali meskipun sudah dilakukan tindakan pengangkatan," kata spesialis urologi UI, dr Ponco Birowo, dalam acara konferensi pers ‘Penatalaksanaan Batu Ginjal Tanduk Rusa dengan Luka Operasi Minimal di Jakarta, baru-baru ini.

Dalam satu tahun, sekitar 10 persen pasien batu ginjal bisa mengalami kekambuhan di saluran kemih. Menurut dr Ponco, ada beberapa faktor yang bisa memicu kekambuhan. Umumnya, kekambuhannya berasal dari salah satu faktor risiko dari pembentukan batu tersebut. Misalnya, dari pekerjaan.

"Kalau ia sering terpapar panas seperti juru masak atau di bagian mesin dan jarang minum, maka ada kemungkinan penyakitnya kambuh," ujar dr Ponco.

Selain kurang minum, katanya, penyakit batu ginjal juga dipengaruhi jenis kelamin. Lelaki lebih berisiko kena batu ginjal dibanding perempuan. Jika Anda terkena batu ginjal, katanya, minum air mineral secukupnya sehingga bisa menghasilkan urin sebanyak dua liter perhari.

"Perhatikan juga kualitas airnya. Kalau air tanah yang diminum mengandung kadar kalsium tinggi, Anda sebaiknya meminum air mineral," saran dr Ponco.

Faktor penyebab pembentukan batu itu bervariasi. Kepala Departemen Urologi RSCM Dr dr Nur Rasyid menambahkan, ada yang memang disebabkan asupan kalsium yang tinggi, tapi ada juga yang dipengaruhi penyerapannya.

"Kalau asupannya sudah ditahan, tapi penyerapannya tetap tinggi, maka periksalah ke dokter spesialis. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan mulai dari sebulan sekali, lalu tiga bulan sekali, enam bulan sekali dan dilanjutkan rutin periksa setahun sekali," ujar Dr Nur Rasyid.

Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui, apakah ada batu di saluran kemih yang muncul lagi atau tidak. "Kalau tidak, lakukan pemeriksaan UltraSonoGrafi (USG) dan tes darah di laboratorium," katanya. CHA

Pria Lebih Rentan Kena Batu Ginjal

ADA beberapa faktor yang menyebabkan batu ginjal dengan mudah terbentuk di saluran kemih. Faktor tersebut adalah usia, ras, pekerjaan, letak geografis, body mass index, dan musim.

“Bekerja di suhu yang panas atau berada di tempat yang panas, membuat kita rentan terkena batu ginjal,” kata dr Ponco Birowo SpU dari Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Menurut dr Ponco, jumlah penderita batu ginjal di masyarakat diperkirakan sekitar 10-15 persen. Di negara-negara bersuhu panas seperti Arab dan negara-negara beriklim tropis, jumlah penderitanya bisa mencapai 20 persen.

Mengapa? Pada musim panas, manusia memproduksi keringat dalam jumlah lebih banyak. Di musim panas, manusia dilimpahi sinar matahari lebih banyak. Sinar matahari mengandung vitamin D yang membantu meningkatkan penyerapan kalsium sehingga bisa memicu terjadinya batu.

“Di daerah khatulistiwa, angka kejadiannya lebih tinggi. Masyarakatnya lebih banyak berkeringat dan penyerapan kalsium tinggi,” tambahnya.

Gejala yang muncul dari pembentukan batu di saluran kemih ini tak sama. Boleh jadi terasa berat, namun bisa juga tak menimbulkan gejala sama sekali.

Dijelaskan, gejalanya seperti nyeri pinggang, mual, muntah, keringat dingin, dan timbul rasa sakit di lipatan paha. Bila batu ginjal yang terbentuk kecil-kecil, gejalanya akan terasa. Sebab, terjadi penyumbatan.

“Tapi, kalau batu cetak (batu pada ginjal yang memiliki lebih dari satu cabang) tidak ada rasanya, paling hanya pegal-pegal dan sering tidak dianggap. Dan, orang kita lebih tahan terhadap sakit,” kata Ponco.

Jika muncul gejala tersebut, biasanya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan dapat berupa tes darah laboratorium, USG, rontgen, hingga Computerized Axial Tomography (CT) scan. Bila gejala tak terasa, batu baru bisa ditemukan saat melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

dr Ponco mengatakan, kaum lelaki lebih banyak terkena penyakit ini. “Umumnya, laki-laki lebih berisiko 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan perempuan,” katanya.

dr Ponco menyebutkan, sejumlah faktor yang mendukung. Pertama, anatomi saluran kencing laki-laki yang memang mudah terkena penyakit.

Umumnya, saluran kemih laki-laki lebih panjang. Kemudian, komposisi urine laki-laki mengandung kalsium oksalat lebih tinggi dan rendah sitrat.

Penimbunan kalsium dan oksalat bisa membentuk batu. Sementara, sitrat bisa mencegah batu. Hormon dari laki-laki juga berbeda dari perempuan. “Itu berpengaruh,” tuturnya. CHA

Tanpa Operasi Bisa Keluarkan Batu

TAK semua penyakit batu ginjal bisa disembuhkan lewat operasi. Kepala Departemen Urologi FKUI Dr dr Nur Rasyid, SpU mengatakan, ada teknik lain bagaimana bisa menyembuhkan atau mengeluarkan batu ginjal pada saluran kemih tanpa harus operasi.

Pertama, melakukan teknik konservatif, yakni mengkomsumsi banyak air putih sehingga batu bisa keluar sendirinya. Lamanya teknik ini biasanya hingga enam minggu.

"Jika terjadi infeksi di saluran kemih, nyerinya tidak tertahankan. Fungsi ginjal menurun dan urin berdarah, maka teknik konservatif ini harus dihentikan," ujar Dr dr Nur Rasyid.

Kedua, teknik Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yakni teknik menggunakan gelombang kejut yang difokuskan pada satu titik dari batu untuk memecahkan batu menjadi pecahan yang lebih kecil dan halus (sekitar 1-2 mm) dan akan keluar bersama dengan air urin.

Namun, teknik ini harus memiliki fungsi ginjal yang bagus. Kalau tidak, pecahan batu tersebut tidak akan mau keluar dari tubuh.

Dokter perlu memperhatikan komposisi batu yang terbentuk. Jika batunya tergolong keras maka biasanya membutuhkan lebih dari sekali ESWL.

"Kalau berkali-kali ditembak (ESWL) untuk satu batu dalam jangka waktu dekat bisa menurunkan fungsi ginjal dan biaya pengobatannya tinggi, biasanya hanya boleh sekitar 2-3 kali," ungkapnya.

Ketiga, teknik Ureteroscopy (URS) dengan cara memasukkan alat melalui saluran kencing yang dilengkapi lensa, lalu memasukkan alat kecil untuk memecah batu dan mengeluarkannya menggunakan alat forcep khusus. Teknik ini lebih mudah dilakukan untuk perempuan.

Keempat, teknik Percutaneous Nephrolithotomy (PNCL). Teknik ini untuk mengangkat batu ginjal yang berukuran besar (lebih dari 20 mm) atau batu berbentuk tanduk rusa (staghorn stone) dengan luka operasi kecil (1-2 cm). Sekitar 84 persen pasien mendapatkan angka bersih batu 100 persen melalui satu kali tindakan.

Batu besar ini akan dihancurkan pakai alat semacam logam panjang yang disertai energi ultrasonik atau elektrohidrolik menjadi serpihan batu, dan termasuk teknik dengan minimal invasif (luka minimal).

"Pasien yang melakukan PCNL tidak perlu dilakukan bius umum, cukup bius separuh badan saja dan waktu pembedahan sekitar 2-3 jam, tergantung dari ukuran batu," ujar Dr Nur Rasyid.

Kelima, teknik operasi terbuka. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengeluarkan batu seperti batu ginjal yang berukuran besar.

Namun, teknik ini memiliki risiko lebih besar terjadinya pendarahan, kerusakan ginjal serta membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama dibanding teknik lainnya. CHA


Gejala umum penyakit batu ginjal:

Sakit atau terasa pegal pada pinggang belakang bagian atas atau tepatnya di bawah iga terakhir. Pada taraf tertentu, sakit yang ditimbulkan berupa nyeri menusuk-nusuk, menjalar ke arah samping mengikuti alur saluran kemih.

Si penderita kadang-kadang mengalami anyang-anyangan. Buang air kecil tidak lancar. Hasrat ada, namun berkali-kali ke belakang yang dikeluarkan hanya sedikit.

Air seni sering berwarna kemerahan. Ini pertanda dinding saluran kemih tergores atau terluka oleh serpihan batu. Terkadang terasa nyeri saat buang air. Saat bersamaan, di air seni terdapat serpihan pasir atau batu kecil.

Gejala lain pada batu ginjal:


1. Gangguan pengecapan
2. Tidak punya nafsu makan
3. Mual-mual dan muntah
4. Berat badan turun dan lesu
5. Gatal-gatal
6. Gangguan tidur
7. Hipertensi dan vena di leher melebar
8. Cairan di selaput jantung dan paru-paru
9. Otot-otot mengecil
10. Gerakan-gerakan tak terkendali, kram
11. Kulit kasar
12. Sesak napas dan confusion

Jumat, 15 Juli 2011

Sering Sulit Buang Air Kecil Tanda Terkena Kanker Prostat

Pria berusia di atas 50 tahun sebaiknya jangan menganggap remeh gangguan pada saluran kemih. Begitu pula mereka yang sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil. Bisa jadi, Anda mengidap penyakit kanker prostat.

Kanker prostat sering kali ditandai gejala ringan yang terkadang dianggap sepele. Spesialis Bedah Urologi, Prof dr Rainy Umbas, PhD, SpU mengatakan, kanker prostat pada tahapan awal tidak menunjukkan gejala khas.

Karena itu, katanya, pria usia lanjut yang rawan terkena risiko kanker prostat dianjurkan melakukan pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE).

“Pemeriksaan adalah salah satu cara mendeteksi benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Deteksi dini perlu dilakukan untuk mengetahui keberadaan penyakit ini,” ujar dr Umbas di sela media edukasi "Kenali dan Waspadai Kanker Prostat!" di Jakarta, Sabtu (9/7).

Anjuran ini, katanya, sangat disarankan bagi pria usia di atas 50 tahun. Atau, bisa juga dilakukan sejak usia 40 tahun, terutama bagi pria yang memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga.

Ada beberapa gejala kanker prostat. Di antaranya, kesulitan buang air kecil atau menahannya, aliran air seni lemah atau terganggu, terbangun malam hari untuk buang air kecil, perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.

Adanya darah pada air seni atau air mani, sulit ereksi serta nyeri saat ejakulasi merupakan gejala lain gangguan prostat. Bila sudah mengalaminya, Anda dianjurkan segera memeriksakan diri ke dokter.

Apabila telanjur terkena kanker prostat, pengobatan disesuaikan dengan stadium yang diderita. Umumnya, operasi dilakukan bagi penderita dengan usia harapan hidup lebih dari 10 tahun.

Sementara penderita dengan usia harapan hidup 5- 10 tahun akan diberikan radioterapi. Pasien dengan harapan hidup kurang dari 5 tahun, atau bila terdapat kontraindikasi operasi maupun radioterapi, maka akan diberikan kemoterapi.

Kanker prostat terjadi di dalam kelenjar prostat. Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.

Nah, setelah berusia di atas 50 tahun, hampir semua pria mengalami Prostatic Intraepithelial Neoplasia (PIN). Orang yang mengidap PIN mengalami perubahan tampilan sel kelenjar prostat.

“Kanker prostat seperti sebesar buah dukuh yang letaknya ada di bawah kandung kemih. Keadaan ini membuat sel-sel di organ tertentu tumbuh membesar secara berlebihan dan mempunyai kemampuan dalam penyebaran dan bisa mengakibatkan pada kematian,” ujar dr Rainy Umbas.


Orang yang mengalami PIN, menurut dia, akan mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau abnormal.

Apabila memiliki biopsi prostat yang menunjukkan PIN bermutu tinggi, ada kemungkinan lebih besar terdapat sel-sel kanker di dalam prostat.

“Perlu diperhatikan secara seksama untuk melakukan biopsi lainnya. Pasalnya, sebanyak 5 persen penderita kanker prostat karena adanya faktor keturunan,” katanya.

“Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan apabila kanker tersebut telah resisten terhadap terapi pengobatan lainnya, seperti terapi hormon,” kata Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia. CHA

Jumlah Penderita Naik Tiga Kali Lipat

Kebiasan bangun di malam hari untuk buang air kecil dalam sehari bisa buang air kecil hingga delapan kali, perlu diwaspadai oleh pria usia lanjut. Bisa jadi itu tanda-tanda Anda terkenapenyakit kanker prostat.

Kanker prostat saat ini menjadi salah satu penyakit ganas dan mematikan bagi kaum pria di atas usia 74 tahun.

Berdasarkan data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Kanker Dharmais (RSKD) pada Divisi Urologi, jumlah penderita kanker prostat meningkat hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

“Untuk satu tahun terakhir ini saja, data RSCM dan RSKD berjumlah sekitar 80 persen pasien mengalami kanker prostat,” kata dr Rainy Umbas yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Urolog-Onkolog Indonesia (ISUO).

dr Rainy Umbas mengatakan, faktor peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurang paparan sinar matahari, ras, dan toksin juga merupakan faktor risiko kanker prostat meskipun kaitannya belum jelas.

Di tempat yang sama, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia dr Aru Wisaksono Sudoyo, menambahkan, kanker prostat meningkat lebih banyak di negara berkembang. Kanker prostat akan muncul pada usia 50 tahun ke atas.

“Memang kalau penyebab utama belum diketahui, karena pada stadium dini belum menunjukkan gejala yang pasti. Kanker jenis ini butuh waktu untuk berkembang selama 10-15 tahun, dimulai dari sel normal yang akan mutasi ke tahap 1-2-3 hingga menjadi sel-sel ganas,” ujar Dr. dr. Aru pakar Onkologi Medik Senior dari Universitas Indonesia. CHA

Pria 50 Tahun Perlu Tes DRE


Untuk menghindari terkena kanker prostat, spesialis bedah urologi, Prof dr Rainy Umbas PhD SpU mengatakan, bahwa pria sebaiknya dianjurkan untuk mengenali dan mewaspadai penyakit ini sejak dini.

Tujuannya adalah agar mereka dapat mencegah dan mengobati secara tepat. Kanker yang tidak menular tapi sangat berbahaya ini, faktor penyebabnya memang belum diketahui.

Namun, tak ada salahnya jika pria berusia muda perlu menjaga tubuh supaya tidak terkena penyakit ini. Kanker prostat pada usia dini tidak menunjukkan gejala.

Setelah berkembang, kanker prostat melakukan pembesaran jinak dan bisa menyebabkan air kemih berwarna merah atau menyebabkan penahanan air kemih mendadak.

Kanker ini juga ditemukan pada pria yang pancaran air kemihnya melemah. Faktor utama penyebab kanker di antaranya faktor usia dan riwayat keluarga, peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurangnya sinar matahari, paparan logam berat dan toksin.

Kanker prostat biasanya ditemukan pada pria kulit hitam yang berusia di atas 60 tahun. Pria yang bekerja sebagai petani, pelukis, dan pemaparan kadmium atau orang yang bekerja di perminyakan dan logam-logam berat lebih berisiko terkena kanker ini.

Kanker prostat juga diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya. Kanker prostat stadium awal atau stadium I dan II, biasanya merupakan stadium yang penyebarannya belum luas, kankernya masih berada di sebatas kelenjar prostat.

Sementara, pada stadium III dan IV, kanker ini telah menyebar keluar dari kelenjar prostat dan menyebar ke jaringan lainnya, seperti kelenjar getah bening atau organ lainnya.

Penderita penyakit kanker prostat juga bisa melakukan beberapa pengobatan, tergantung pada tingkat stadiumnya. Dalam seminar kesehatan yang diadakan Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) ini, disebutkan cara mendeteksi kanker prostat. Pertama, melakukan pengamatan saja dengan meraba, bisa dilakukan sendiri oleh penderita.

Kedua, radiasi, operasi pengangkatan prostat, terapi hormonal, kemoterapi, dan perawatan paliatif bila sudah lanjut usia.

“Pria usia lanjut perlu melakukan pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE) untuk mendeteksi adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Anjuran ini diutamakan bagi para pria yang usianya 40-50 tahun,” sebut Prof Umbas. CHA

Gejala kanker prostat:

1. Kesulitan buang air kecil

Ini bisa saja dalam bentuk Anda seperti ingin buang air kecil, tapi tidak ada yang dikeluarkan, terhenti di tengah-tengah, atau sering ke kamar kecil. Gejala lainnya adalah kesulitan untuk berhenti, sering dalam bentuk buang air kecil berkali-kali atau perasaan masih ingin buang air kecil meskipun sebenarnya sudah selesai.

2. Sakit saat buang air kecil

Sakit saat buang air kecil dapat juga menjadi gejala infeksi prostat yang dikenal sebagai prostatitis dan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), yang merupakan pembesaran di kelenjar prostat, tetapi bukan kanker.

3. Darah di urin

Gejala ini jarang terjadi, tetapi merupakan alasan untuk langsung pergi ke dokter. Hal ini tidak selalu darah dalam jumlah yang banyak, mungkin Anda akan melihat sedikit bercak merah. Beberapa bentuk infeksi saluran urin dapat menyebabkan darah di dalam urin. Akan tetapi, dokter harus melakukan tes untuk membedakannya.
Kesulitan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Hal ini merupakan salah satu gejala yang sangat sulit untuk dibicarakan. Namun, ereksi tidak terjadi saat Anda menginginkannya atau tertahan sebagian, mungkin inilah saatnya Anda memeriksakan diri (pasangan Anda perlu menghindari hal ini secara halus).

4. Darah di dalam semen

Tanda ini seperti halnya darah di dalam urin tidak terlihat begitu jelas. Jumlah darahnya tidak terlalu banyak, akan tetapi cukup untuk membuat cairan semen berwarna pink dan hanya berupa bercak, menurut penuturan pria yang terkena kanker prostat. Para wanita juga dapat membantu dengan memperhatikan warna tambahan yang terdapat pada semen setelah melakukan hubungan seks.

5. Konstipasi kronis dan gangguan usus lainnya

Kelenjar prostat terletak di bawah pembuluh darah dan di depan rectum, apabila terdapat tumor di sini dapat memengaruhi fungsi pencernaan.

Jadi, hal ini seperti mana yang lebih dulu ayam atau telur; konstipasi kronis dapat menyebabkan pembesaran prostat karena menyebabkan pembesaran pada kelenjar, begitu pula sebaliknya.

Konstipasi kronis dan gangguan usus dapat menjadi indikator awal terjadinya kanker usus. Jika Anda mengalami gejala konstipasi, gas atau gangguan usus lainnya jangan menyalahkan makanan Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi juga ke dokter.

Sering sakit di punggung bagian bawah, pinggang, atau paha bagian atas. Bagian yang biasanya menjadi penyebaran kanker prostat adalah punggung bagian bawah, pelvis dan pinggang.

Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan di daerah ini dan lemahnya bagian ini merupakan tanda adanya masalah. Salah satu cara untuk membedakan tipe rasa sakit karena pegal linu dan sakit punggung bagian bawah yang terasa dalam dan tumpul. Para ahli menyebutkan, rasa sakit di punggung bagian bawah atau pinggang yang tidak menghilang merupakan alasan untuk memeriksakan diri ke dokter.

6. Ingin buang air kecil di tengah malam

Salah satu gejala yang mengganggu bagi laki-laki yang didiagnosa mengidap kanker prostat dan mereka berusaha untuk mengingat-ingat gejala ini. Jika Anda buang air kecil lebih dari satu kali setiap malam, sebaiknya Anda mengunjungi dokter dan melakukan PSA test. CHA

Sidebar
Lula Kamal : Prostat Jangan Dianggap Remeh


Artis yang juga berprofesi sebagai dokter, Lula Kamal mengatakan, kanker prostat sebaiknya jangan dianggap remeh. Pasalnya, jumlah penderita kanker prostat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di Indonesia saja, jumlah penderitanya hampir mencapai tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir. “Yang punya prostat kan cuma laki-laki. Bahayanya bisa menyebabkan kematian,” kata Lula saat dihubungi, kemarin.
Untuk itu, perempuan kelahiran tahun 1970 ini menyarankan, bila gejala prostat dirasa makin membesar, sebaiknya harus segera periksa ke dokter. Lakukan check-up rutin setahun sekali saat usia memasuki 50 tahun.
“Kalau sudah mengalami kanker prostat, mencegahnya tidak bisa. Sebaiknya jaga pola hidup sehat, karena pola hidup atau makan yang tidak baik secara tidak langsung dapat menyebabkan kanker prostat. Faktor genetik memang ada tapi tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Dia mengatakan, kanker ini terjadi di dalam kelenjar prostat yang dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat.
Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.
Gejala awal penderita kanker prostat ini, penderitanya sulit berkemih dan mesti ngeden yang lama baru keluar. “Mau berkemih susah dengan sendirinya kan nggak puas. Pengen pipis lagi, pipis lagi,” jelasnya. CHA

Rabu, 06 Oktober 2010

“Hanya keadilan yang aku pinta, bukan belas kasih”

Indra Azwan (51), Mencari Keadilan dengan Berjalan Kaki dari Malang-Jatim, untuk Bertemu Presiden SBY

Lagi-lagi keadilan untuk rakyat kecil di negara ini kembali dipertanyakan. Kekuatan hukum seolah tidak berkutik bila dihadapkan pada kekuasaan. Seperti Indra Azwan yang sudah 17 tahun berjuang mencari keadilan untuk anaknya Rifki Andika, 12 tahun yang menjadi korban tabrak lari AKP Pol Joko Sumantri hingga tewas pada tahun 1993. Setelah berbagai perjuangannya tidak membuahkan hasil, baginya hanya presiden yang sanggup membantunya. Seperti apa perjuangan pria kelahiran Malang, 21 Desember 1959 ini hingga nekad ke Istana Negara untuk menemui presiden?

Anakku Rifki memang sudah 17 tahun lalu meninggal dunia. Tapi luka di hatiku tetap menganga lebar, bukan aku tidak ikhlas menerima takdir-Nya, tapi nyawanya seakan tidak berharga. Kali ini kesabaranku sudah habis! Aku harus mendapatkan keadilan, harus! Aku pikir, yang bisa membantuku hanya presiden, karena bagiku hukum tak pernah tegak dan seakan memperolok kami rakyat kecil.

Ini bukan kali pertama aku perjuangkan keadilan untuk anakku. Sudah puluhan kali aku berjuang, terhitung sejak anakku tewas pada 8 Februari 1993. Berbagai upaya pengaduan sudah aku lakukan. Mulai dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, LBH Jakarta, Komnas HAM, Kontras, Mahkamah Agung, dan Komisi Ombudsman. Namun dari tahun ke tahun rasa pilu dan kekecewaan yang bersemayam semakin menghantui tiap nafasku.

Hingga detik ini, belum ada tindak lanjut dari aparat penegak hukum untuk mencari kebenaran dan keadilan atas nyawa anakku. Tak patah arang, meski penengak hukum tidak tertembus, aku beranikan diri melaporkan masalah ini pada anggota komisi III DPR, Aziz Syamsuddin. Selain itu, aku juga melaporkan ke salah satu staf Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Masih lekat dalam ingatanku, saat itu satgas berjanji akan mengusut tuntas kematian anakku. Waktu berjalan, namun tidak juga ku terima kabar darinya. Sampai akhirnya, beberapa minggu yang lalu aku coba menghubunginya. Namun sungguh diluar dugaan, staf tersebut berkata, jika kasus anakku yang pernah mereka janjikan untuk diusut tuntas bukanlah urusan mereka. Dengan suara tegas dan keras, dia mengatakan jika kasus tabrak lari yang merenggut nyawa anakku adalah tugas Deputi Hukum. Mendengar kabar itu, lukaku bagai ditabur garam, perih sekali. Nyawa anakku dianggap bagai binatang. Rasanya apapun yang sudah aku lakukan, bagai setetes embun di pagi hari yang sesaat mengering di bawah teriknya mentari.

Memang aku adalah rakyat kecil yang sehari-harinya bekerja sebagai penjaja koran dan pemilik warung kopi dengan penghasilan rata-rata Rp 70 ribu per hari. Tapi apakah aku tidak pantas mendapat keadilan sebagai warga negara? Haruskah aku menunggu hingga ajal menjemputku? Aku tidak akan berhenti.

Kronologis. Peristiwa pilu itu, terjadi saat anakku tengah nyeberang dari arah Timur ke Barat sepulang dari belajar kelompok di rumah teman sekolahnya. Jaraknya sekitar 50 meter dari rumahku yang berada di jalan Letjen S Parman, Malang, Jawa Timur. Bagai petir di siang bolong, tak kuat kubayangkan bagaimana tragisnya dan kesakitannya anakku saat itu (terdiam sambil menahan isak tangis-red). Tiba-tiba dari arah Utara muncul dengan kecepatan tinggi mobil pribadi. Tak terelakkan, mobil tersebut langsung menabrak anakku hingga tewas. Anakku terluka parah, semua orang berusaha menolongnya. Sungguh tak sanggup bila ku ingat itu, tak ada yang mendampinginya meredam rasa sakit. Oh anakku maafkan bapak nak, karena tak ada di sampingmu saat itu. Betapa hebatnya mobil itu menghantam tubuh kecil anakku yang masih berusia 12 tahun, sampai-sampai lampu mobil sebelah kanan depannya pecah.

Menurut saksi mata, setelah menabrak anakku, mobil tersebut sempat berhenti sebentar, kemudian langsung kabur dengan kecepatan tinggi. Tapi untunglah warga yang melihat kejadian tersebut, langsung mencatat nomor polisi mobil itu dan mengejarnya. Ternyata mobil tersebut berhenti ke kantor Polwil Malang. Saksi mata yang mengikuti mobil itupun akhirnya menelusuri siapa pemilik mobil tersebut, yang sangat tega dan tanpa rasa kemanusiaan meninggalkan anakku yang tergeletak di tengah jalan dalam keadaan bersimbah darah dan tidak berdaya. Usut punya usut, mobil tersebut dikendarai seorang anggota kepolisian yaitu Joko Sumantri yang saat itu masih berpangkat AKP dari Polwil Malang.

Sungguh malang nasib anakku, sebelum tiba di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, ia telah menghembuskan nafas terakhirnya. Hatiku saat itu sangat hancur. Aku seperti orang kesetanan dan mempertanyakan hal ini pada Tuhan. Andai saja aku menemaninya belajar kelompok, andai saja aku ada disisinya, andai saja aku orang pertama yang menolongnya, mungkin saat ini Rifki telah memberiku seorang cucu dan selalu menemaniku mendaki gunung. Astagfirullah, tak kuat hatiku jika dihantui rasa bersalah ini. Tak hanya rasa bersalah pada diriku yang bertahun-tahun ku pendam, aku juga merasa bersalah pada mantan istriku, ibu kandung Rifki, Nurqasanah yang saat itu berada di Jakarta dengan keluarga barunya.

Proses Hukum. Ironisnya , oknum yang menabrak anakku hingga tewas tersebut sepertinya sulit tersentuh hukum. Bayangkan, aku berjuang sejak tahun 1993 namun sampai saat ini belum ada titik terang. Tahun 2004, aku daftarkan perkara ini ke Pengadilan Tinggi Militer. Tapi karena tersangka tersebut (Joko Sumantri –red) sedang naik pangkat maka Pengadilan Militer Tinggi tidak bisa menerima perkara ini. Berkas perkara pun diminta untuk diperbaiki dan dikembalikan ke kepolisian, selanjutnya dikirim kembali ke kejaksaan. Tahun berganti tahun, hingga akhirnya ada secercah harapan untuk mendapatkan keadilan bagi anakku. Tahun 2008, sidang perkara anakku pertama kali digelar.

Sungguh aneh, saat sidang digelar, aku tidak diperbolehkan masuk dan hanya boleh menunggu di luar. Aku lebih heran lagi saat diujung proses sidang, hakim memutuskan bahwa AKP Pol Joko Sumantri bebas dari dakwaan dengan alasan kasus ini sudah kadaluwarsa alias basi. Ketika ku tanya hakim tentang keputusannya, dengan mudahnya ia mengatakan kalau dia hanya menyidangkan saja. Rasa sakit hati ini semakin dalam, dan aku baru percaya ternyata memang ada mafia-mafia peradilan dan hukum di Indonesia. Sepertinya seluruh institusi hukum di Indonesia hanya mengobral janji untuk rakyat kecil.

Pernah juga aku mengirim surat ke Kompolnas dan Gubernur PTIK, namun tidak juga ku dapat respon positif. Begitu pun dengan lembaga-lembaga penegak hukum yang lain. Oleh karena itu, aku mencoba untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono demi keadilan hukum anakku, dengan nekad berjalan kaki dari Malang-Jawa Timur ke Istana Negara, Jakarta.

Perjalanan.
Hanya dengan berbekal semangat dan keberanian, aku putuskan pada 8 Juli 2010 untuk melangkahkan kaki dari kota Malang menuju Jakarta. Sepertinya ini adalah cara terakhirku agar dibukakannya pintu kebenaran dan keadilan hukum bagi kami rakyat kecil. Sungguh, 17 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mendapatkan keadilan. Perjuanganku selama ini sepertinya sia-sia, rasanya sangat susah dan rumit hukum di negara ini.

Aku sadari, perjalanan yang mesti aku tempuh dengan berjalan kaki dari Malang hingga Istana Negara, Jakarta, akan banyak rintangannya. Misalnya cuaca atau kondisi kesehatanku yang sudah tidak muda lagi. Namun semuanya tidak menyurutkan niat awalku untuk mencari keadilan. Setelah berdiskusi panjang lebar dengan keluarga, keluargaku pun menyetujuinya dengan syarat harus membawa handphone. Dengan membawa uang Rp 500 ribu, lima stel pakaian, dua pasang sepatu, tiga pasang kaus kaki, peta, dan beberapa surat izin long march juga spanduk untuk dipasangkan di depan dan di belakang badan, selama dalam perjalanan, aku mulai berjalan kaki dari Malang menuju Jakarta.

Dari Malang, kota pertama yang aku tempuh adalah Sidoarjo. Setelah itu menyusul Surabaya, Lamongan, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, Semarang, Pekalongan, Cirebon, Jatibarang, Kerawang, Bekasi, hingga tiba di Jakarta setelah 22 hari berjalan.
Alhamdulillah, selama di perjalanan aku tidak mendapatkan kendala yang cukup berarti. Malah banyak yang bersimpati bahkan memberi makan, minum, dan tempat untuk istirahat sejenak meski kadang hanya sekedar foto. Setiap harinya, perjalanan aku mulai setelah salat Subuh sekitar pukul 05.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Namun jika sampai pukul 21.00 WIB aku belum mendapatkan SPBU, aku akan terus berjalan hingga menemukan “hotel” SPBU untuk istirahat tidur. Untuk makan sehari-hari, biasanya berhenti di warteg. Bagiku sehari cukup makan dua kali, sarapan dan sore hari.
Yang dikhawatirkan oleh keluargaku selama perjalanan tidak terjadi. Allahu Akbar, aku tidak sakit selama perjalanan. Hanya saja kulit di kedua telapak kakiku sudah kapalan dan kuku jari manis kakiku mau copot. Namun sakit ini bukanlah sakit yang serius, seserius keadilan yang aku perjuangkan.

Tunggu Maaf Pelaku. Aku begini bukan berarti aku mengharapkan dana ataupun belas kasihan dari siapapun. Tujuanku hanya satu. Aku ingin ditemui Presiden SBY, bila ditemui yang lain aku tidak mau. Aku sudah pesimis dengan penegakan hukum di Indonesia. Sebagai masyarakat kecil, aku menganggap kekuatan hukum saat ini hanya berpihak kepada orang-orang yang berduit saja. Di sini, aku hanya mengharapkan keadilan hukum anakku yang menjadi korban tabrak lari oleh seorang oknum polisi yang hingga kini, sedikit pun tidak tersentuh hukum. Pelaku pun belum pernah mengucapkan permintaan maaf kepada ku dan keluarga besar ku. Memang aku rakyat kecil, tapi apakah aku tidak pantas untuk mendapatkan keadilan dan menyampaikan keluh kesahku kepada Presiden? Pak Presiden, dengarkanlah jeritan rakyat kecil ini, sudah 17 tahun perjuanganku demi nyawa anakku tercinta.

Sepuluh Kali Mogok Makan di Istana

Aku sangat menikmati perjalanan sepanjang jalan Pantura yang aku lewati. Hingga setibanya aku di Cikampek, banyak simpatisan dan relawan, baik dari campuran semua gank motor dan Arema ikut berjalan. Alhamdulillah, tepat sekitar pukul 14.40 WIB, Jumat, 30 Juli 2010, aku tiba di Jakarta dan langsung mendatangi LBH Jakarta setelah 22 hari berjalan kaki dari rumahku yang berada di Jalan Watu Genok Barat, Blimbing, Malang, Jawa Timur.

Tanpa berpikir panjang, akupun segera memberi kabar kepada istriku, Bety Benartiyani melalui sambungan telepon. Setelah itu, barulah aku melanjutkan perjalanan dari LBH Jakarta menuju Istana Negara. Dari LBH Jakarta yang berada di Jalan Mendut, aku didampingi beberapa relawan. Aku berjaln dengan rute Menteng, Bundaran Hotel Indonesia (HI), hingga Jalan Medan Merdeka Barat. Sepanjang perjalanan menuju Istana Negara, aku mulai dikawal oleh polisi bermotor, tepatnya sejak aku melakukan orasi sekitar 10 menit di Bundaran HI.

Tapi sayang, sesampainya di Istana Negara sekitar pukul 17.00 WIB, rencana menggelar aksi ketika presiden keluar dari Istana digagalkan oleh polisi. Pasalnya perizinan untuk menggelar aksi tersebut katanya, tidak memungkinkan. Setelah satu jam berada di depan Istana, sekitar pukul 17.50 WIB, belum juga ada tanda-tanda presiden akan menemuiku. Dengan hati yang letih, akupun beranjak pergi dan kembali ke LBH Jakarta.
Tiga hari kemudian, Senin (2/8) siang, aku kembali mendatangi Istana, setelah sebelumnya aku datang ke Wisma Nusantara untuk datang di salah satu program acara berita dan bertemu dengan Staf Khusus Presiden SBY di bidang hukum, Denny Indrayana.

Di Istana, aku hanya ingin menyampaikan langsung kepada Presiden SBY mengenai masalah yang aku alami. Sebetulnya, sudah lima kali aku menyurati Presiden SBY, namun tidak ada tanggapan. Selain itu, pernah juga aku melakukan beberapa aksi agar bisa bertemu dengan presiden. Kali pertama sekitar tahun 2006. Pada 31 Agustus 2009, aku juga pernah melakukan aksi demonstrasi seorang diri dan mogok makan di depan Istana Negara dan di depan kediaman Presiden SBY di Cikeas, Jawa Barat.

Namun saat itu, perjuanganku untuk bertemu presiden SBY belum membuahkan hasil. Aksi mogok makan pun terus berlanjut pada tanggal 2 November sampai 13 November 2009 di depan Monumen Nasional. Mungkin sudah ada 10 kali aku datang ke Jakarta dan melakukan aksi demonstrasi, mogak makan hanya untuk bertemu Presiden SBY.
Tanggal 25 April 2010 aku kembali mencari keadilan hukum untuk anakku dengan melakukan demo seorang diri di depan kediaman SBY di Cikeas. Nihil juga hasilnya, akhirnya aku menitipkan surat untuk Presiden. Hingga kini aksi nekad yang sudah berpuluh kali aku lakukan tersebut, belum juga mendapatkan respon dari Presiden SBY. Noprica Handayani

Satu Jam Bertemu Presiden

Sudah sepekan lebih aku berada di Jakarta, sepertinya lelah perlahan mulai menyapaku. Seakan asa semakin redup, aku putuskan pada hari Minggu (8/8) adalah hari terakhirku memberikan orasi atas keadilan hukum anakku dengan berjalan kaki dari LBH Jakarta Pusat ke Ragunan, Jakarta Selatan. Sepulang dari sana, akupun mulai membereskan segala perlengkapan untuk pulang ke Malang.

Sesungguhnya dengan berat hati, Senin (9/8) siang, aku akan beranjak meninggalkan Jakarta dengan melangkahkan kaki ke stasiun Senen. Dan setiba di sana aku langsung beli tiket kereta jurusan Malang. Setelah beberapa jam menunggu kereta datang, handphone yang berada di saku ku bergetar. Saat kulihat, penelpon tersebut tak lain adalah Sekretaris Satgas Antimafia Hukum, Denny Indrayana, orang yang selama ini membantuku untuk menyampaikan keinginannku untuk bertemu Presiden dan juga memperjuangkan keadilan almarhum Rifki. Di ujung telepon, Denny mengatakan jika Presiden ingin bertemu hari Selasa (10/10) sekitar pukul 15.30 WIB. Dan ia menyarankan jika pemberangkatan aku yang tinggal menunggu beberapa jam lagi dibatalkan. Dan kembali ke LBH Jakarta sebelum keesokan harinya bertemu Preiden SBY.
Sungguh di luar dugaan, aku hanya bisa mengucapkan syukur Alhamdulillah, walaupun setelah 17 tahun berjalan dan dengan perjuangan nekadku jalan kaki dari Malang ke Istana Negara, akhirnya Presiden SBY mau menemui aku yang sudah renta dan penuh dengan peluh keringat ini.

Masih bagaikan mimpi serta jantung yang makin berdegub kencang, akupun mulai mengenakan setelan batik abu-abu putih lengan panjang yang saya padu dengan celana berbahan kain. Tidak ada yang tampak berbeda dari awal penampilanku sebelumya, aku masih berambut gondrong dengan rambut kukuncir ke belakang.

Ah, akhirnya tepat sekitar pukul 15.45 WIB aku tiba di komplek taman Istana Negara. Akhirnya aku bertemu Presiden. Dia Presiden SBY yang selama ini sangat ingin aku temui . Dengan hati yang sangat terharu aku menyampaikan dan mengeluarkan segala uneg-uneg kepada Presiden. Usai menyampaikan segala permasalahan hukum yang menimpa anakku, lalu Presiden mengajak aku berjalan keliling di Istana Negara.

Banyak hal yang Presiden ceritakan dalam perbincangan kurang lebih sekitar satu jam lamanya. Mulai dari penjelasan banyak gedung di sekitar Istana, Istana Merdeka dan Istana Negara. Tak lupa, selain itu Presiden juga mengatakan jika mengenai permasalahan hukum anakku, beliau memberi wewenang hukum kepada Menteri hukum dan HAM, Patrialis Akbar dan Sekretaris Satgas Antimafia Hukum, Denny Indrayana. Saat itu juga turut menemani Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, serta Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha.

Hari itu, merupakan hari emas dalam hidupku. Tadinya aku yang hendak pulang dengan hati yang tergores pilu, disembuhkan meski hanya berlangsung selama satu jam bertemu SBY. Aku sadar, jika mengungkap proses hukum itu tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan, tapi pasti melewati berbagai proses. Karena banyak jenderal yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, seperti disampaikan Presiden untuk perkembangan kasus anakku akan berjalan setelah Hari Raya Idul Fitri 1431 H, nanti. Aku pegang apa yang telah disampaikan Presiden. Yang penting proses jalan terus. Noprica Handayani

“Aku ingin Presiden tahu dan mendengar suara rakyat kecil”

Susi Haryani, Ibu Ridho Januar, Korban Ledakan Tabung Gas Elpiji 3 Kg yang Nekat ke Istana Negara

Program konversi minyak tanah ke bahan bakar gas atau elpiji 3 Kg sudah banyak menelan korban. Salah satunya, seorang anak berusia 4,5 tahun asal Bojonegoro bernama Ridho Januar yang menjadi korbannya. Parahnya luka bakar yang menimpa Ridho, tidak membuat luka bakar itu sembuh meski sudah dirawat tiga bulan di RSUD dr. Soetomo, Surabaya. Kini bagaimana kondisi Ridho?

Sudah empat bulan lamanya aku dihantui perasaan bersalah. Pilu di hatiku tak kunjung redup tiap kali melihat wajah dan tubuh anakku, Ridho Januar, yang melepuh akibat luka bakar ledakan tabung gas elpiji 3 kg pada 27 Maret 2010. Hari itu seakan mimpi buruk yang tak ingin aku ingat saat aku terjaga. Dadaku pun terasa sesak bila bila tiap kali mendengar rintihan Ridho karena merasakan gatal, panas dan sakit di sekujur wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya.

Mungkin ini memang salahku, tapi ini bukan kehendakku. Seutuhnya aku sangat menyayangi ketiga anakku, Rizki (10 tahun), Ridho (4,5 tahun), dan Dede (4,5 bulan). Aku merasa bersalah pada diriku, terutama mantan suami keduaku, Maman Suherman, ayah kandung Ridho. Karena baru tiga bulan, sejak Januari 2010, Ridho tinggal bersamaku, sepulang aku dari Malaysia pada pertengahan 2009 sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Rasanya aku telah menghancurkan masa depan anakku. Jika waktu bisa diulang, aku ingin mengembalikan Ridho pada mantan suamiku saat itu juga.

Kronologis. Kejadian pagi itu sangat cepat dan tidak terduga. Sekitar pukul 06.30 WIB saat Ridho dan suami ketigaku masih terlelap dalam tidur, aku berniat menghangatkan sisa nasi goreng yang aku beli semalam untuk sarapan pagi Ridho dan suamiku.

Awalnya aku tidak merasakan firasat apa-apa. Sekejap setelah aku berdiri, aku langsung menghidupkan kompor gas elpiji 3 kg yang biasanya aku gunakan untuk memasak. Sungguh pagi itu aku tidak mencium bau gas dan tidak mengetahui jika tabung elpiji yang aku pakai bocor. Karena hari-hari sebelumnya, saat aku menggunakan kompor gas tersebut, tidak ada masalah. Namun pagi itu beberapa kali aku coba menghidupkannya, apinya tidak menyala. Sementara aku yakin kalau tabung gas yang aku beli di warung empat hari lalu belum habis.

Seperti biasa, jika kompor sulit aku hidupkan, biasanya aku sulut dengan pemantik api. Hal yang sama aku lakukan pada hari itu. Sekali, dua kali, tiga kali, keadaan masih baik-baik saja. Namun saat aku coba yang keempat kalinya, tiba-tiba kompor gasku langsung meledak. Gumpalan api memenuhi ruangan berukuran 3x4 meter persegi di rumah kontrakan tempat aku tinggal. Karena atap kontrakan terbuat dari beton, dengan cepat api menyambar seisi rumah. Seandainya kontrakanku tidak hanya satu ruangan yang digunakan multifungsi sebagai dapur, ruang tidur, dan ruang keluarga, mungkin Ridho tidak merasakan langsung panasnya api dari ledakan gas.

Aku yang saat itu sedang kalut dan merasakan panasnya disambar api, langsung mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri. Begitu juga suamiku yang langsung berdiri dan lari saat mendengar ledakan gas. Setelah berada di luar rumah, dengan nafas terengah-engah dan jantung yang berdegup kencang, aku berteriak minta tolong sekuat tenaga saat teringat Ridho masih berada di dalam rumah. Saat itu aku seperti hilang kesadaran melihat api yang berkobar dan rintihan tangis Ridho karena kepanasan.

Meski saat itu aku tengah hamil 9 bulan, aku berusaha untuk kembali menerobos api yang melalap ruangan sempit yang sudah aku tempati selama delapan bulan tersebut. Begitupun dengan suamiku. Namun, karena kondisi api yang semakin membesar dan pintu menjadi sulit dibuka, kami pun tidak dapat menerobos masuk ke dalam.

Syukurlah pertolongan dari para tetangga cepat berdatangan. Mereka langsung menolong aku, suamiku, dan Ridho yang ada di dalam rumah sekitar 10 menit dengan keadaan api yang besar. Kami langsung diantar ke rumah sakit. Meski kedua tangan, kaki, serta muka sangat perih dan panas aku rasakan ketika menuju rumah sakit, mungkin tidak seperih dan sepanas yang Ridho rasakan. Luka bakar yang aku alami hanya 15 persen, suamiku tak lebih dari 10 persen, sedangkan Ridho hampir 80 persen.

Sungguh aku merasa sangat bersalah bila mengingat kejadian itu. Aku tidak tega melihat Ridho yang terus-menerus menangis karena kepanasan. Sungguh ini semua di luar batas kemampuan dan ketidaksengajaanku. Kini rumah kontrakan yang beralamat di Jalan Basuki Rahmad, Gang Musa, Kelurahan Mojokampung, Kota Bojonegoro, Jawa Timur, bagaikan mimpi buruk bagiku. Meski aku tidak memiliki rumah dan kini aku berjuang hidup tanpa suamiku, aku tidak akan kembali lagi untuk selamanya ke Bojonegoro.

Aku tidak tahu mesti berbuat apalagi untuk kesembuhan anakku. Saat melihat Ridho bermain di halaman rumah dan diolok-olok teman-teman seusianya karena kulit wajah, tangan serta kaki Ridho yang tidak lagi normal, hatiku sangat teriris. Sebagai orangtua, aku tidak sanggup melihat kenyataan pahit yang dialami anakku. Aku tidak menyalahi takdir Allah, bila ini adalah jalan hidup yang harus aku jalani. Tapi kenapa tabung gas elpiji 3 kg itu seolah-olah tidak bersalah dengan “merenggut” keceriaan Ridho untuk menggapai masa depannya. Tabung itu bagaikan “terorisme” gaya baru yang sasarannya masyarakat kecil.

Terlintas di ingatanku, jika tabung gas elpiji 3 kg itu adalah program pemerintah yang bekerjasama dengan Pertamina. Bahkan belum lama ini, pemerintah mengatakan ada produk baru tabung gas elpiji yang akan diuji keamanannya dan setelah itu baru diberikan kembali kepada masyarakat. Namun hingga kini semua itu hanya sebatas wacana. Jaminan keamanan yang dielu-elukan pemerintah, nyatanya sudah lebih dulu “merenggut” kebahagiaan masa kecil dan masa depan anakku.

Mengetuk Istana. Ingat program ini adalah program pemerintah, aku pun teringat Istana Negara dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Demi memperjuangkan kesembuhan anakku, hanya dengan berbekal uang tabungan seadanya, aku memberanikan diri ke Jakarta untuk masuk ke Istana dan bertemu Presiden SBY. Aku tidak peduli meski hal ini tidak disetujui ayah kandung Ridho, Maman, saat aku hubungi melalui telepon.

Malam itu, Minggu, 18 Juli 2010, aku dan Ridho meninggalkan kota Bojonegoro. Dengan menggunakan bus umum dari Terminal Rajekwesi, Bojonegoro, menuju Terminal Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Sesampai di Jakarta aku menuju ke Tangerang untuk menumpang tinggal dengan salah satu anggota keluargaku.

Senin (19/7) pagi, aku kembali melanjutkan perjalanan ke Istana Negara. Namun sebelum ke Istana, aku menuju ke Wisma Nusantara untuk menemui salah satu kru TVOne. Namun sesampai di sana, ternyata program “Apa Kabar Indonesia Pagi” sudah bubar. Lalu aku disarankan ke Pulau Gadung, kantor redaksi TVOne. Saat itu, Matahari bersinar terik. Aku tidak ingin perjuanganku hari itu sia-sia. Dari Wisma Nusantara, aku putuskan untuk tidak mengadukan aspirasiku ke televisi itu, melainkan sesegera mungkin menuju Istana Negara.

Setelah bertanya-tanya, aku disarankan untuk menggunakan jasa bus Trans Jakarta menuju Istana Negara. Sesampainya di feeder busway Harmoni, aku langsung turun dan jalan kaki menuju Istana. Memang cuaca Jakarta jelang siang saat itu terasa sangat terik. Ridho tak henti-hentinya merengek dan menyuruh duduk untuk istirahat karena capek. Meski baru sebentar berjalan dari halte Harmoni, melihat wajah dan mendengar keluhan Ridho, akhirnya ia aku gendong. Dalam dekapan gendong menuju Istana, kutahan agar air mata tak menetes di pipiku.

Sekitar pukul 13.00 WIB, akhirnya aku tiba di halaman gedung Sekretariat Negara. Sudah dua jam lamanya aku berharap bisa bertemu Presiden SBY untuk meminta bantuan tindak lanjut pengobatan luka bakar yang diderita anakku. Sempat saat itu aku disuruh pergi oleh seorang pria yang mengenakan safari di lingkup Istana Presiden, namun aku bersikukuh tidak akan pergi sebelum ada kepastian dan penanggulangan untuk kesembuhan Ridho.

Memang tidak semua orang memiliki hati yang hitam. Alhamdulillah, para awak media yang berada di lingkup Istana Negara saat itu peka terhadap nilai sosial dan kemanusiaan. Mereka menghampiri aku, bertanya, sekaligus memberikan bantuan secukupnya dari saku mereka. Tak lama setelah itu, aku pun dihampiri salah satu Staf Rumah Tangga Istana Kepresidenan. Dengan perintah dari Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, aku dan Ridho dibawa ke kantor Pertamina Pusat di Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, dengan menggunakan kendaraan khusus. Setibanya di sana, aku dan Ridho diajak ke lantai 22 oleh pihak Pertamina. Mereka mengatakan jika hal ini sudah dikoordinasikan ke Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih.

Usai bertemu pihak Pertamina, aku diajak kru TVOne untuk siaran langsung di salah satu program beritanya. Di tengah perjalanan menuju kantor TVOne, tiba-tiba aku dihubungi salah seorang profesor yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Profesor tersebut mengatakan jika pihak RSCM akan menangani perawatan untuk kesembuhan luka bakar Ridho.

Perawatan. Mungkin tindakanku ini tergolong nekat. Tapi aku sudah tidak tahu mesti kemana lagi harus mencari bantuan untuk pengobatan Ridho. Sejak aku sudah tidak bekerja sebagai TKI di Malaysia, aku tidak lagi memiliki pekerjaan.

Simpati yang mengalir dari berbagai pihak saat aku dan Ridho berada di Komplek Istana Negara, cukup melegakan hati ku. Akhirnya untuk perawatan kesembuhan, Ridho dirujuk ke RSCM. Sebelumnya, pasca ledakan aku dan Ridho dirawat di RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Namun karena Ridho mengalami luka bakar yang cukup serius, maka Ridho langsung dirujuk ke RSUD dr Soetomo di Surabaya selama tiga bulan, yaitu 27 Maret 2010 sampai 27 Juni 2010. Selama di sana Ridho telah menjalani lima kali operasi pencangkokan kulit di wajah, tangan, dan kaki. Adapun total biaya perawatan Ridho selama di RSUD dr Soetomo, yaitu Rp 70 juta. Sedangkan selama aku di RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro menghabiskan Rp 20 juta untuk perawatan luka bakar di tangan dan kaki serta persalinan anak ketigaku, Dede, setelah sehari pasca ledakan. Memang total biaya semuanya itu sangat besar. Tapi syukurlah, masih ada masyarakat yang tulus memberi bantuan untuk biaya perawatan selama aku dan Ridho di rumah sakit. Selain itu, kami juga dimudahkan dengan menggunakan surat miskin serta surat keterangan Jamkesmas.

Di RSCM, Ridho di tempatkan di Unit Pelayanan Khusus Luka Bakar Prof. Dr. Munadjat Wiratmadja. Meski selama aku menemani Ridho mendengar sindiran tak enak dari beberapa perawat, tapi tidak sedikit dokter spesialis yang menangani Ridho. Salah satunya dokter Aditya Wardhana, dokter spesialis bedah plastik. Menurut dokter Aditya, pengobatan terhadap Ridho diperkirakan membutuhkan waktu selama satu tahun. Ini lantaran luka Ridho tidak sebatas luka di kulit saja, tapi sudah mengenai daging bagian dalam. Oleh karena itu, Rabu, 21 Juli 2010, aku diberi edukasi pelatihan pemakaian pressure garment dan silicon gelshuit untuk nanti perawatan di rumah.

Memang selama di RSCM belum ada pembicaraan serius dengan dokter mengenai operasi plastik untuk anakku. Yang ada saran untuk menggunakan silicon gelshuit yang dilapisi oleh pressure garment, selanjutnya akan dipantau pekembangannya enam bulan ke depan. Kata dokter yang menangani Ridho, silicon gelshuit ini akan membantu mengurangi efek luka bakar dan mempercepat penyembuhan luka. Untuk itu, minimal satu bulan sekali Ridho harus check up ke rumah sakit. Sedangkan pressure garment adalah sejenis stocking yang membalut silicon gelshuit, yaitu dipakai minimal delapan jam, bisa dilepas jika akan mandi dan sholat, kemudian harus diganti yang baru kembali.
Meski sudah diperbolehkan pulang (Kamis, 22 Juli 2010) dan kontrol setiap pekannya ke RSCM, jujur aku agak kagok untuk pemakaian silicon gelshuit dan pressure garment ini. Aku juga khawatir akan kesterilan pemulihan kondisi Ridho saat di rumah adikku di Cikupa, Tangerang. Tapi kalau memang Ridho diharuskan rawat jalan, tidak mungkin aku memaksa untuk tetap bertahan.

Saat ini kondisi Ridho sudah lebih baik. Rasa panas sudah tidak lagi dirasakannya, sedang rasa gatalnya sudah berkurang. Luka bakar pada bagian tangan dan kaki mulai mengering. Sedang pada bagian lainnya, masih dalam proses penyembuhan. Aku pun dengan rajin memberikan silicon gekshuit dan pressure garment.

Harapan. Tentu aku sangat senang saat Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih menjenguk serta membawakan mainan berupa mobil-mobilan dan kereta api untuk anakku. Meski ada yang beranggapan bahwa aku mendatangi Istana Negara, Senin, 19 Juli 2010, hanya untuk mencari sensasi, aku tidak perduli. Memang aku tidak memungkiri, jika kadang aku sangat sedih saat mendengar sindiran itu. Orangtua mana yang tega menyiksa anak kandung sendiri demi mencari sensasi? Justru aku mengharapkan tidak terjadi sesuatu terhadap anakku. Seandainya saat menghangatkan nasi goreng untuk sarapan pagi waktu itu tidak menjadi musibah bagiku, mungkin aku tidak akan nekat mendatangi Istana Negara untuk bertemu Presiden SBY.

Aku hanya ingin Presiden tahu dan mendengar suara rakyat kecil korban tabung gas elpiji yang merupakan program pemerintah. Buatku, musibah ini tidak hanya sebatas cacat fisik Ridho, tapi juga cita-citanya yang ingin menjadi polisi atau dokter. Aku ingin Ridho bisa bermain, tertawa, dan sekolah seperti anak yang lain.

Dalam kesempatan ini, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah ikhlas menyumbang dana pengobatan Ridho melalui TVOne. Jumlah uang sebesar Rp 162 juta yang terkumpul dalam rekening Bank Mandiri, akan aku gunakan untuk meneruskan pengobatan Ridho. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih pada TVOne karena telah membantu proses pembayaran administrasi pengobatan anakku selama di RSCM, saat Ridho keluar dari rumah sakit, Kamis, 22 Juli 2010. Selain itu aku juga berterimakasih kepada dengan 11 kuasa hukum yang dengan sukarela membela kepentingan dan hak hukum anakku. Noprica Handayani